CIANJUR, PASUNDANNEWS – Akibat penyakit stroke yang menyerangnya, Udin (80), salah seorang budayawan asli sunda adalah warga Kampung Ciluncat Lio RT 01/01, Desa Cibadak Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur kondisinya sangat memprihatinkan.

Ia pun kini terbaring lemas tak berdaya ditempat tidurnya selama hampir 13 tahun untuk menggerakan tubuhnya pun Udin sangat kesulitan, bahkan rumah yang kini dihuninya pun sudah ambruk.

Ema (49) putra kedua Udin mengakui ayahnya mengalami stroke dan kini lemah tak berdaya, namun untuk berobat pun dirinya tak memiliki cukup biaya. Tak hanya itu rumah milik ayahnya sudah hampir satu bulan ini ambruk rata dengan tanah akibat diterjang angin kencang. Pada saat kejadian dirinya sedang menjaga sang ayah yang terbaring.


Baca Juga: BKKBN Sosialisasi di Sukabumi, Uung: Jadilah Remaja yang Berkualitas


“Rumah satu- satu milik ayah kami, kini sudah rata dengan tanah akibat ambruk diterjang angin kencang pada bulan oktober 2020 lalu. Sehingga ayah kami saat ini menumpang di rumah salah seorang anaknya. Namun lebih miris lagi, hingga kini ayah kami tak pernah menerima bantuan maupun uluran tangan baik dari Pemerintah setempat maupun dari Pemerintah Kabupaten Cianjur melalui Dinas Sosial,” ujarnya.

Diakuinya, sosok ayahnya telah malang melintang di dunia kesenian sunda ini, sepatutnya mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Cianjur dimasa tuanya. Semasa mudanya, Udin sudah mahir memainkan rebab tersebut telah puluhan tahun melestarikan budaya sunda. Bahkan Udin juga tergabung dalam DKC (Dewan Kesenian Cianjur).

“Ketika hujan lebat turun disertai angin, saya bersama anak- anak belum tidur, tiba- tiba rumah bagian tengah ambruk. Beruntung tidak mengenai ayah dan anak-anak dan saat itu pula saya bawa ayah dan anak-anak menyelamatkan diri,” tuturnya.


Baca Juga: Polsek Sumur Bandung Lakukan Operasi Yustisi Gakpin Protokol Covid-19


Dikatakan Ema, sampai saat ini ayahnya belum mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik program- program bantuan dari Pusat, Provinsi maupun dari Kabupaten Cianjur.

“Semenjak kejadian rumah ayah saya ambruk, tidak ada seorang pun yang perduli dengan kondisi ini baik dari Pemerintah Kabupaten Cianjur maupun aparat setempat, semuanya seolah tutup mata. Sampai saat ini pun kami tidak menerima bantuan apapun,” ungkap Ema.

Ema berharap dengan kondisi ayahnya yang sudah tidak berdaya ini ada dermawan yang bersedia membantu kesembuhan ayahnya. Sebesar apapun bantuan yang diberikan sangat berarti bagi keluarganya.

”Semoga ada orang yang mau membangun kembali ayah saya, kan sekarang mah ada program rutilahu,” tandasnya. (fhn)

Artikulli paraprakKembali Torehkan Prestasi, BSC Ciamis Juara Pertama Astra Award Competition
Artikulli tjetërPolsek Sumur Bandung Lakukan Operasi Yustisi Gakpin Protokol Covid-19