PASUNDANNEWS, CIANJUR – Demi menjalin sinergitas untuk melestarikan lingkungan di kawasan Sub DAS Cibeleng, Yayasan Konservasi Alam dan Lingkungan (YKAL) bekerjasama PT Tirta Investama Cianjur (Danone-AQUA) gelar rapat koordinasi dan sosialisasi program konservasi ekosistem, bersama para pemangku kepentingan (stakeholders), Kamis, (11/6/2020).

Project Manager YKAL Foundation Usep Suparman menjelaskan wilayah Sub DAS Cibeleng ini sebagai daerah imbuhan air, yang terus mengalami perubahan tata guna yang signifikan, dan terjadi secara beruntun dengan intensitas yang terus meningkat setiap tahunnya. Kondisi ini mengakibatkan banyaknya degradasi lingkungan yang terjadi di bagian hulu Sub DAS Cibeleng.

“Untuk menyamakan presepsi, kami menggelar rapat koordinasi sosialisasi program konservasi ekosistem daerah imbuhan air di Sub DAS Cibeleng. Rapat koordinasi sendiri kami gelar sesuai protokol kesehatan. Diharapkan bisa membangun kerjasama kemitraan dengan para pemangku kepentingan dan masyarakat,” jelasnya saat ditemui usai kegiatan.

Saat ini terdata sub DAS Cibeleng memiliki luas lebih dari 200 hektar, dan merupakan cadangan kantung air penting, tentunya ini sangat berperan dalam mengendalikan iklim global.

“Demi penyelamatan lingkungan, konservasi alam yang kami lakukan seperti penanaman pohon, pembuatan sumur resapan air, penampungan air, dan Rain Harvesting System (RHS). Proyek ini diharapkan bisa meningkatkan upaya pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan daerah imbuhan secara bijaksana dan lestari,” jelasnya.

Diakuinya kini YKAL bersama Danone Aqua, fokus ke dalam beberapa program program konservasi recharge area, seperti terpeliharanya 100 unit sumur resapan yang sudah terbangun di tahun 2019, terbangunnya 100 unit sumur resapan baru, terbangunnya 2 unit rain harvesting baru, dan dua unit tampungan air baru.

“Semuanya terinput dalam data base pohon ke dalam sistem jejak-in, terpasangnya satu unit papan nama kegiatan, dan banchmaker konservasi,” tuturnya.

Sementara itu SR CSR Manager PT TIV Cianjur
Warsono Usep menuturkan sangat merespon baik dengan adanya koordinasi dan sosialisasi program konservasi. Dinilainya kegiatan seperti ini bisa memicu berbagai pihak untuk semakin masif peduli terhadap lingkungan.

“Kami mengajak semua pihak untuk bersama – sama menjaga lingkungan, walaupun tidak mudah namun kami yakin pasti bisa. Melalui koordinasi ini saya mengajak semua elemen terkait untuk menyamakan persepsi melakukan program konservasi alam, secara terarah untuk pengelolaan dan pelestarian daerah dengan bijaksana,” tuturnya.

Diakuinya Aqua selama ini memberikan stimulus dalam melakukan program CSR terhadap lingkungan dan berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan. “Untuk program konservasi ini, diharapkan pelaksaanya harus bisa berkelanjutan dan dilaksanakan semua pemangku kepentingan baik ditingkat desa hingga kabupaten,” ungkapnya.

Ditambahkannya, kini pihaknya tengah giat melaksanakan program Taman Keaneka Ragaman Hayati (Taman kehati) Cianjur, yang merupakan peta tutupan lahan (vegetasi) taman kehati, terpeliharanya areal taman ke hati zoning dua dengan luas lima hektar.

“Kami pun input data pohon ke dalam jejak – in. selain itu terenovasinya dua unit waterpond area pabrik, terbangunnya satu unit laboratorium mini kehati Cianjur (arboretum taman kehati), pengembangan 25 jenis tanaman obat keluarga TOGA, tertanamnya 200 tanaman langka, hingga
terpasangnya lima unit papan interpretasi,” jelasnya.

Selain itu, program hutan cadangan kehati, melalukan peta tutupan lahan di kawasan hutan cadangan kehati, hingga membentuk kerjasama dalam pengembangan hutan cadangan kehati di luar kawasan konservasi hasil kajian biodiversity.

“Ini merupakan tanggung jawab kami dalam pelaksanaan pemeliharaan pelestarian lingkungan. Selain itu diharapkan masyarakat dan petani penggarap ikut berkontribusi dalam taman kehati,” jelasnya.

Adapun, Kepala Desa Kebon Petey Lilis Maryamah menjelaskan fakta menunjukan, warga yang tinggal di bagian hulu, tengah, dan hilir Sub DAS Cibeleng kondisi status rentan terhadap ketersediaan cadangan air, yang cenderung menurun setiap tahunnya. Sedangkan ketika musim hujan selalu terjadi banjir dan tanah longsor.

“Ini diakibatkan karena tingkat resapan air ke dalam tanah berkurang, karena tidak dibarengi penyedian sipil teknis yang memadai, sehingga limpahan air hujan mengalir dipermukaan tanah. Makanya kami mendukung upaya YKAL, PT Tirta Investama Cianjur (Danone-AQUA), bersama stakeholder lainnya yang
giat melakukan program konservasi,” tuturnya.

Diakuinya program konservasi yang sudah dilakukan yakni penanaman pohon, sumur resapan, dan kolam embung itu sangat baik sekali. Diharapkan bisa berdampak baik bagi kawasan hulu, tengah, dan hilir.

“Kami juga imbau kepada para kelompok tani untuk diimbau menjaga lingkungan salah satunya dengan giat menananam tanaman keras. Mengingat kawasan desa kami seluas 10,18 hektar berada dikawasan hulu dan berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, jadi jelas harus dijaga kelestariannya, tidak hanya penting bagi ekosistem setempat saja tapi bagi kepentingan lokal, nasional, regional dan bahkan internasiornal,” tandasnya. (Pasundannews /fhn)

Artikulli paraprakHari Jadi Ciamis ke – 378, Ini Harapan Kepala Desa Ciomas
Artikulli tjetërJelang New Normal, UPTD Wilayah 1 Pacet Perbaiki Ruas Jalan Kabupaten