PASUNDAN NEWS – Budhy Setiawan Anggota DPR RI Fraksi Golkar, Dapil Jabar III, menggelar peresmian instalasi pengolahan air limbah (IPAL) 3 lokasi di Kabupaten Cianjur, Sabtu (08/01/2022).

Budhy Setiawan selain meresmikan program IPAL juga menyampaikan sosialisasi pengolahan air limbah domestik dianggap penting karena selama ini masyarakat membuang limbah domestik dengan cara langsung dialiri ke sungai. Karena itu, ia menilai sosialisasi tersebut penting dilakukan agar limbah dapat diolah dulu untuk mencapai standarisasi sehingga waktu dibuang tidak lagi mencemari lingkungan.

Perlu diketahui IPAL atau Instalasi Pengolahan Air Limbah adalah sarana untuk mengolah limbah cair (limbah dari WC, dari air cuci/kamar mandi) yang akrab bagi masyarakat adalah IPAL untuk limbah WC lebih dikenal dengan sebutan septic tank. Sesuai aspirasi masyarakat di wilayah desa Nagrak, kelurahan Muka, kelurahan Sayang Kec. Cianjur ini tergolong pemukiman padat penduduk yang menginginkan pengolahan air limbah supaya mengatasi permasalahan sanitasi.

Atas dasar aspirasi masyarakat, Budhy Setiawan merealisasikan dari anggaran DAK, pelaksanaan kegiatan septic tank komunal ini dilaksanakan oleh masyarakat setempat dalam bentuk wadah KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). Komponen IPAL Komunal terdiri dari unit pengolah limbah, jaringan perpipaan (bak kontrol & lubang perawatan) dan sambungan rumah tangga. Dengan adanya pembangunan IPAL komunal, pembuangan limbah dari WC warga sekitar sudah tidak lagi langsung masuk ke sungai akan tetapi masuk ke dalam IPAL komunal tersebut dan juga pembangunan satu IPAL peruntukannya untuk 100 sampai dengan 150 KK.

Masyarakat wilayah lokasi tersebut sudah paham akan dampak dari Segi Kesehatan apabila rutinitas warga yang dulu sering membuang limbah manusia ke sungai, bahwa bila limbah tersebut dibuang langsung ke sungai maka air sungai yang mengandung bakteri akan menyebar lebih luas lagi, salah satunya menyebabkan stunting pada bayi.

Masalah stunting / balita pendek mengindikasikan adanya masalah gizi kronis yang dipengaruhi dari kondisi ibu, masa ketika janin dalam masa kehamilan, dan masa bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita.

Balita yang mengalami gizi buruk tidak hanya berdampak dalam jangka pendek, apabila tidak diatasi dengan benar akan berdampak dalam jangka panjang dalam siklus kehidupannya. Bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) akan sangat rentan terhadap kematian, masalah perkembangan mental, serta penyakit kronis ketika dewasa.

Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, air minum yang tidak sehat dan perilaku yang tidak hygienis menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit Diare pada bayi atau balita. Penyakit Diare yang terus menerus atau terjadi berulang-ulang pada bayi/balita akan menyebabkan kekurangan gizi. Hal tersebut dikarenakan oleh rusaknya mukosa usus oleh bakteri fecal yang mengakibatkan terjadinya gangguan absorbsi zat gizi. (Irhan)

Artikulli paraprakWisata Takesi Cisontrol Racah Dikembangkan, Tumbuhkan Ekonomi Masyarakat Desa
Artikulli tjetërResmi Beroperasi, RSUD Kawali Ciamis Terima Layanan BPJS Kesehatan