(foto: Istimewa)

Oleh: Ade Zaenul Mutaqin *)

PASUNDANNEWS.COM, – Tanggal 8 Maret diperingati oleh masyarakat dunia sebagai Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day). Pada tahun 1977, Hari Perempuan Internasional diresmikan sebagai perayaan tahunan oleh PBB untuk merayakan prestasi perempuan sekaligus upaya memperjuangkan ksetaraa gender. Badan urusan pemberdayaan dan kesetaraan gender perempuan PBB  (UN Women) mengambil tema perayaan International Women’s Day Tahun 2020: I am Generation Equality: Realizing Women’s Rights’. Tema tersebut ajakan untuk menyatukan orang-orang dari setiap jenis kelamin, usia, etnis, ras, agama dan negara, untuk mendorong tindakan yang dapat menciptakan dunia yang setara gender. Adapun IWD Community, memilih tema #EachforEqual (masing-masing untuk setara), yang dilandasi pemikiran an equal world is an enabled world, bahwa dunia yang setara adalah dunia yang memungkinkan (untuk diwujudkan). Ini pun memberikan pesan kepada warga dunia  untuk secara bersama-sama membangun kesadaran gender equality dan berbuat sesuatu untuk mewujudkan dunia yang setara.

Isu kesataraan gender memang bukan hal baru, namun selalu aktual untuk diperbincangkan. Hal ini karena disadari betul bahwa kesenjangan gender (gender gap) di setiap Negara masih menjadi problem yang cukup krusial. Bisa dipastikan belum ada satu negarapun di dunia yang benar-benar telah mencapai kesetaraan gender (gender equality) secara paripurna. Masih banyak ditemukan di berbagai Negara kasus yang berhubungan dengan diskriminasi gender, baik pada bidang sosial budaya, ekonomi politik dan lain-lain, pada sektor domestik maupun pada sektor publik.  Bahkan masih ada beberapa Negara yang belum melakukan ratifikasi Konvensi Penghapusan Seluruh Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women, CEDAW).

Dalam laporan The Global Gender Gap Index 2020 yang dikeluarkan World Economy Forum (2020) tentang indeks kesenjangan gender Indonesia berada pada peringkat 85 dari 153 negara dengan skor 0.70. Peringkat tersebut masih tertinggal jauh dari negara-negara tetangga, seperti Filipina pada peringkat 16, Laos pada peringkat 43, Singapura pada peringkat 54 dan Thailand pada peringkat 75. Kondisi yang kurang bagus juga dialami oleh Malaysia yang berada di peringkat 104, Korea Selatan peringkat 108, dan Jepang peringkat 121. Kemajuan cukup signifikan dialami Afrika Selatan yang berada pada peringkat 17. Pengukuran indeks ini di dasarkan pada empat kriteria kesenjangan, yaitu pada bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan politik. Dalam konteks nasional, maupun global laporan WEF tersebut menengindikasikan bahwa setiap Negara masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup kompleks dalam mewujudkan kesetaraan gender dalam berbagai aspek kehidupan.

Upaya dalam rangka mewujudkan tatanan dunia yang setara (an equal world) terus dilakukan baik dalam konteks global, maupun nasional di tiap-tiap Negara. Usaha tersebut dilakukan dengan berbagai cara dan pendekatan. Mulai dari penyusunan perangkat hukum, program pembangunan, sampai dengan pendekatan budaya. Penyelesaian persoalan tentang ketidakadilan dan diskriminasi gender, memang bukan tugas pemerintah semata, namun tanggung jawab semua pihak, baik lembaga maupun individu, bukan hanya perempuan namun juga termasuk kaum laki-laki.

 

Halaman 1 2 3

1
2
3
Artikulli paraprakMahasiswa UNMA Tampilkan Karya Filmnya di Bioskop Lokal ‘Majalengka’
Artikulli tjetërPertemuan di Rumah Acep Adang, Isyarat Bersatunya Iwan Saputra-Iip Miftahul Faoz