Kemenag Jabar Sebut Perkawinan Anak Jadi Problem Keberlangsungan Generasi
Kemenag Jabar Sebut Perkawinan Anak Jadi Problem Keberlangsungan Generasi

Pasundannews – Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat (Jabar), Dr. Adib menyampaikan saat ini perkawinan anak akan menjadi problem bagi keberlangsungan generasi muda.

Demikian di sampaikannya saat kegiatan Webinar yang di selenggarakan Pokja Tim Penggerak PKK Jabar. Dengan tema ‘Pendewasaan Usia Perkawinan Anak, Menuju Keluarga Indonesia Sejahtera dan Harmonis’ belum lama ini.

Menurutnya, bahwa hakikat anak adalah amanah yang di berikan kepada orang tua dan amanah itu harus di jaga.

“Perkawinan usia anak akan menjadi problem, karena sesungguhnya kedua mempelai belum siap dalam mendidik anak,” jelasnya.

Mengutip dari laman Jabar.Kemenag, menegaskan suramnya masa depan manakala perkawinan di bawah umur tetap berlangsung.

“Berbagai permasalahan yang timbul di antaranya, perceraian yang berakibat pada problem sosial, kematian ibu dan anak, dan problem lainnya,” katanya.

Dalam hal pencegahan pernikahan anak, Kanwil Kemenag Jabar telah menjalin kerja sama dengan berbagai instansi terkait di Jabar untuk gerakan pencegahan perkawinan anak.

Di antaranya dengan BKKBN, MOU bersama Komisi Perempuan dan Perlindungan anak dan lain-lain.

Selain itu, sambungnya, Kemenag juga memiliki lebih dari enam ribu penyuluh agama yang tersebar di seluruh penjuru. Mereka dapat menjadi motor untuk memberikan materi pencegahan pernikahan anak, baik melalui majelis taklim maupun pengajian.

Ia memandang ada beberapa hal yang menyebabkan pernikahan anak masih berlangsung, yaitu masih adanya tradisi di beberapa daerah yang memandang perkawinan anak tidak maasalah, problem ekonomi yang menyebabkan anak putus sekolah, karena tidak ada pekerjaan akhirnya orang menikahkannya, serta pengaruh media.

“Permasalahan tersebut harus segera di atasi dengan beragam solusi, di antaranya meningkatkan lapangan pekerjaan, serta meningkatkan pendidikan moral agama yang bisa mengantisipasi pergaulan bebas dan pengaruh media,” pungkasnya.

*Agus*

Artikulli paraprakProgram 99 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Bandung Sukses
Artikulli tjetërSelama Pandemi, Tercatat 605 Kiyai Meninggal Dunia