Pemkot Bandung Akan Bangun IGD Khusus Covid-19 di RSKIA
Pemkot Bandung Akan Bangun IGD Khusus Covid-19 di RSKIA (Poto: Doc Humas Pemkot Bandung)

Bandung, Pasundannews – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bakal membangun instalasi gawat darurat (IGD) khusus terindikasi Covid-19 di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA). Hal itu, sebagai upaya meminimalisir terjadinya penyebaran Covid-19.

Menurut Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, pelayanan IGD rumah sakit untuk terindikasi Covid-19 wajib terpisah.

Dia mengatakan, pelayanan kepada penderita terinfeksi Covid- 19 memerlukan tenaga kesehatan (nakes) yang sesuai prosedur. Salah satunya memakai Alat Pelindung Diri (APD).

Yana mencontohkan di RSKIA Kota Bandung belum mempunyai IGD khusus terindikasi Covid-19. Atas perihal itu, Yana mendorong agar secepatnya di bentuk IGD khusus yang terindikasi Covid- 19.

“Di RSKIA, IGD belum terpisah antara yang melayani indikasi covid serta tidak. Kami meminta di pisah, secepatnya telah terbangun. Sehingga yang terindikasi Covid-19 itu di layani oleh rumah sakit dengan APD standar pelayanan covid,” kata Yana, dilansir dari jabarnews. com, Selasa( 22/ 6/ 2021).

Menurut Yana, pemisahan pelayanan itu guna buat meminimalisir penyebaran Covid-19. “Ini untuk meminimalisir penyebaran. Nakes yang melayani penderita terindikasi covid-19 telah siap dengan APD,” katanya.

Dia juga berharap, rumah sakit menambahkan ketersediaan tempat tidur untuk mengestimasi lonjakan kasus. “Kami dorong terus ketersediaan tempat tidur di kota Bandung. Sebab BOR (Bed Occupancy Ratio) itu telah di angka 92 persen. Kami dorong rumah sakit, Alhamdulillah penambahan tempat tidur. Walaupun harapannya tidak terpakai,” ucap Yana.

“Antisipasi saja, sebab atas dasar kemanusiaan. Kita tidak mungkin menolak yang bukan KTP Kota Bandung. Sebab di sini (Kota Bandung) sangat banyak rujukan dari daerah Bandung Raya,” tutupnya.

*Angga*

Artikulli paraprakRidwan Kamil: Covid-19 Varian Delta Muncul di Karawang, Masyarakat Dirumah Saja
Artikulli tjetërUsai Ratusan Nakes Terpapar Covid-19, RSHS Bandung Kekurangan Tenaga Kerja