IBARAT gula yang dikerubuti oleh semut, begitu pula ulama – ulama dinegeri ini yang himbauannya paling didengar dan memiliki pengaruh kuat dibandingkan tokoh politik, pengamat maupun tokoh lainnya. Setidaknya 51,7% pemilih mendengarkan himbauan ulama. Hal tersebutlah yang menjadi daya tarik tersendiri baik bagi petahana ataupun penantang dalam pemilihan presiden kali ini, siapa berhasil membujuk, merebut, dan merayu hati ulama sudah barang tentu menjadi sebuah keuntungan dalam merebut hati pemilih pula.

Saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa Ustadz Abdul Somad, Ustadz Arfin Ilham, KH Abdullah Gymnastiar (aa gym), Habib Rizieq Syihab dan Ustadz Yusuf Mansyur adalah 5 ulama yang paling dikenal, dicintai dan diikuti himbauannya oleh masyarakat. Sehingga pilihan-pilihan politik dari kelima ulama besar tersebut sangat di tunggu oleh kontestan maupun khalayak ramai.
Beberapa ulama sudah menentukan keberpihakannya didalam pilpres ini, Habib Rizieq Syihab dengan Ijtima Ulama telah mendukung pasangan Prabowo -Sandiaga dan dilain pihak Ustadz Yusuf Mansyur telah memberikan kesaksian betapa pak Jokowi tidak pernah meninggalkan puasa senin – kamis menjadi citra yang positif bagi pasangan Jokowi – ma’ruf dimata pemilih muslim yang masih bimbang dalam menentukan dimana suara mereka akan berlabuh. Sementara Ustadz Arifin Ilham pun sudah didekati dan kedua belah pihak pun sudah mencoba mendapatkan simpati beliau maupun jamaahnya tatkala menjenguk Ustadz Arifin Ilham disaat sakit beberapa waktu lalu.

Sementara Ustadz Abdul Somad sebagai ulama paling berpengaruh himbauannya dan Kyai Haji Abdulah Gymnastiar sebagai ulama yang paling populer menurut survey LSI Deni JA, tentu menjadi perhatian para kontestan di pilpres maupun pendukungnya masing-masing, bagi setiap kelompok. Pekan ini suasan menjadi hangat ketika isu Ketua Umum PPP Romahurmuzy “meminta Ustadz Abdul Somad dan dan AA Gym untuk memilih pilihan yang sama dengan Romy atau bersikap netral”. Sudah barang tentu adagium “jika tidak mendukung lebih baik netral” adalah salah satu prinsip yang memang sudah sangat wajar dalam sebuah kontestasi politik.

Isu tersebut membuat AA Gym bersuara dan menyatakan bahwa beliau sebagai warga negara sudah memiliki sikap dan pilihan, namun demikian tetap mengajak umat untuk dapat menghadapi pesta demokrasi ini dengan teduh dan damai. Pun Ustadz Abdul Somad pada beberapa kesempatan memang belum secara gamblang menyebutkan siapa pilihannya walaupun sudah memberikan kode kalua beliau akan mengikuti pilihan cucu Baginda Rasul yaitu Habib Rizieq Syihab. Hal ini membuat salah satu pihak menjadi was-was dan GR secara bersamaan.
Sebagai ulama yang paling berpengaruh, sebagai catatan Ustadz Abdul Somad baik petuah, ceramah maupun himbauannya didengar oleh berbagai golongan umat islam di Indonesia ini baik islam tradisional (NU, NW dan FPI), kalangan islam Modernis (Muhammadiyah, Persis dan Jamaah PKS) , juga tidak kalah berpengaruhnya dikalangan islam transnasional (seperti jamaah Hizbut Tahrir Indonesia, khuruz) dan bahkan untuk generasi milenial seperti pemuda hijrah, Kajian Musyawarah tak ayal menjadikan UAS ini menjadi salah satu Ustadz yang didengar himbauannya.

Mau tidak mau, suka tidak suka hari ini Ustadz Abdul Somad walau basis keilmuannya itu dilahirkan dari rahim Islam tradisional (NU) namun demikian seperti dijelaskan sebelumnya, beliau merupakan ulama yang dapat didengar dan mempersatukan berbagai kelompok muslim yang ada di Indonesia. Maka dari itu Pernyataan dan sikap politik Ustadz Abdul Somad sangat dinantikan oleh umat dalam menyambut pemilihan presiden 17 April 2019 mendatang, karena apapun pilihan beliau akan menjadi penentu kemenangan atau menjadi kartu AS bagi kandidat yang beliau pilih.

Oleh : Guruh Muamar Khadafi
Pengamat Politik dan Pemerintahan

Artikulli paraprakMareket IND Ikut Meriahkan Millennial Entrepreneur Expo Kota Bandung
Artikulli tjetërJika Ada Caleg Manfaatkan PKH, Pengamat: Itu Merusak Demokrasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini