CIREBON, PASUNDANNEWS – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memunculkan program GenRe alias Generasi Berencana. Program ini bertujuan untuk mengedukasi dan memberikan informasi kepada remaja Indonesia agar menjadi generasi yang punya perencanaan kehidupan yang matang.
Toni Dwiyanto, SH., MPH Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat mengatakan program dan rencana pelayanan kepada masyarakat berganti seiring perubahan fokus. Inilah yang melatar belakangi di bentuknya GenRe yang membidik remaja dan generasi muda di bawah 40 tahun.
“Sekarang BKKBN tugasnya kependudukan, Keluarga Berencana, kesehatan reproduksi, pembangunan remaja. Jadi yang akan kita tekankan pada remaja yaitu kesehatan reproduksi dan pembangunan keluarga,” ujar Toni saat mendampingi komisi IX DPR RI Hj. Netty Prasetyanto, Msi dalam Sosialisasi Pembangunan Keluarga bersama Mitra Kerja yang dilaksanakan di Baperkam RE 01, Jalan Perjuangan 2 RT 02 RW 01 Kelurahan Sunyaragi  Kecamatan Kesambi Kota Cirebon pada Senin, (16/11/2020).
Baca Juga: BKKBN Sosialiasai Bangga Kencana, Dewi Asmara: “Khawatir Pertumbuhan Penduduk Tak Terkendali”
Baca Juga: Tekan Angka Perceraian, BKKBN Jawa Barat Sosialisasi Program Bangga Kencana di Baleendah
“Melalui GenRe, remaja diedukasi soal usia ideal menikah minimal 21 tahun untuk perempuan dan 25 untuk laki-laki.Dengan pendewasaan usia ini, generasi muda Indonesia mampu membentuk generasi mendatang yang unggul dan sehat–menempuh pendidikan tinggi, mengembangkan karier, serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi. Genre mengajak generasi muda untuk punya perencanaan kehidupan berkeluarga. Sebelum memutuskan berkeluarga, pasti banyak tahap yang harus dilalui, misalnya merencanakan pendidikan, berkarier,” ujarnya.
Toni pun mengajak remaja untuk menolak 3 hal yang bisa menghambat masa depan remaja, yaitu seks pra nikah, pernikahan dini, dan narkoba.
“Zero tolerance terhadap 3 hal. Seks sebelum menikah, selain dosa ada risiko yang mungkin bisa dihadapi misal infeksi menular seksual, HIV, rentan berganti pasangan. Kemudian pernikahan dini, usia menikah itu penting karena harus sesuai dengan siklus kesehatan reproduksi, siap secara finansial, dan fisik; serta menjauhi narkoba,” tambah Toni.
Baca Juga : Menolak Lupa: Sejarah Peringatan Hari Toleransi Internasional 16 November 2020
“Dengan mampu melewatkan tiga hal tersebut, generasi muda dapat melewati 5 transisi kehidupan, yakni memperhatikan pola hidup sehat, merencanakan pendidikan, mengembangkan karier, punya value di masyarakat, dan bisa merencanakan kehidupan berkeluarga”. Tutupnya
Sementara itu Komisi IX DPR RI, Hj. Netty Prasetyani, Msi mengatakan pada dasarnya permasalahan kependudukan menyangkut tiga hal, yaitu kualitas, kuantitas dan mobilitas penduduk.
Dengan demikian, untuk mengatasi permasalahan kependudukan di Indonesia, maka perlu adanya peningkatan kualitas, pengendalian kuantitas serta pengarahan terhadap mobilitas penduduk agar mampu menjadi sumber daya yang handal bagi pembangunan di Indonesia.
Baca Juga: Hasil UEFA Nations League: Belgia Tumbangkan Inggris, Italia dan Belanda Bersaing Sengit
“Generasi muda yang saat ini menjadi penduduk mayoritas, diharapkan agar aktif dalam menyampaikan pesan-pesan yang berhubungan dengan “Problematika Kependudukan” lewat aspirasinya masing-masing. Oleh karena itu, sebagai generasi muda yang merupakan generasi penerus bangsa, di harapkan mampu bertanggung jawab menjadi pelaku pembangunan di masa yang akan datang. Kekuatan bangsa pada masa kini dan di masa yang akan datang akan tercermin dari kualitas sumber daya generasi muda saat ini. Untuk itu, potensi generasi muda saat ini harus di bina dengan sebaik mungkin, sehingga nantinya akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, bermoral, dan bermanfaat bagi pembangunan bangsa”. Ujarnya.
Dalam Sosialisasi Pembangunan Keluarga ini juga turut hadir perwakilan dari Dinas OPD KB Kota Cirebon Qoriatul Bilad, SST.
Di akhir acara, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Komisi IX DPR RI, dan Dinas OPD KB Kota Cirebon membagikan Sembako dan wastafel secara simbolik kepada peserta yang hadir pada Sosialisasi tersebut.
Artikulli paraprakMenolak Lupa: Sejarah Peringatan Hari Toleransi Internasional 16 November 2020
Artikulli tjetërKapolda Metro Jaya dan Jawa Barat di Copot, Buntut Tak Tegakkan Protokol Covid-19