BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ciamis, Andang Firman Triyadi, meraih predikat “Sangat Memuaskan” dalam Pendidikan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI.
Predikat terbaik tersebut diraih melalui proyek perubahan bertajuk “Pengembangan Pertanian Organik dan Ketahanan Pangan Berkelanjutan”, sebuah inovasi yang sejalan dengan visi pembangunan nasional dan kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis di bawah kepemimpinan Bupati Herdiat Sunarya, yang konsisten menggaungkan gerakan pertanian organik.
Mengembalikan Kemuliaan Tanah dan Kemandirian Pangan
Saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (3/11/2025), Andang menjelaskan bahwa gagasan proyek ini berangkat dari Asta Cita Presiden, khususnya cita kedua tentang ketahanan dan swasembada pangan serta cita ketiga tentang pembangunan dari desa.
“Tantangan kita sekarang adalah bagaimana memuliakan kembali tanah yang kita miliki. Salah satunya dengan mengembangkan pupuk organik yang sesuai SOP dan teknologi yang tepat,” ujar Andang.
Ia menegaskan, langkah ini sejalan dengan arah kebijakan Bupati Ciamis yang menjadikan pertanian organik sebagai prioritas pembangunan pertanian daerah.
“Kami di pemerintah daerah mendukung penuh visi Pak Bupati dalam memperkuat ketahanan pangan dan menjaga keberlanjutan lingkungan melalui pertanian organik,” tambahnya.
Inovasi Digital LMS Pertanian Organik
Sebagai wujud nyata dari proyek inovatifnya, Andang mengembangkan Learning Management System (LMS) Pertanian, sebuah platform digital yang berfungsi sebagai jembatan antara petani dan pemerintah untuk mewujudkan sistem pangan sehat dengan dasar hukum serta standar mutu yang jelas.
Meski menghadapi keterbatasan jumlah fasilitator, Andang optimis kolaborasi lintas pihak dapat mengatasi tantangan tersebut. Beberapa pihak seperti Bank Indonesia (BI) dan komunitas Parikesit telah menyatakan dukungannya dalam bentuk fasilitasi pelatih bersertifikat dan penyusunan bahan ajar.
“Alhamdulillah, BI dan komunitas Parikesit siap membantu dalam dokumentasi bahan ajar dan peningkatan kapasitas pelatih bersertifikat,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Ciamis menargetkan bahwa pada tahun 2030, sekitar 60 persen lahan pertanian dapat beralih ke sistem pertanian organik.
“Target ambisius ini sejalan dengan program Bupati Ciamis yang mencanangkan setiap desa memiliki minimal satu hektare lahan organik,” jelas Andang.
Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dari skala kecil, seperti memanfaatkan lahan pekarangan rumah atau kantor dengan bahan alami yang mudah diperoleh.
“Dengan bahan seperti Microbial Organic Liquid (MOL) dari keong mas, rebung bambu, atau bonggol pisang, masyarakat bisa membuat pupuk organik sendiri tanpa biaya besar,” tuturnya.
Andang menegaskan bahwa predikat “Sangat Memuaskan” dari LAN RI bukan semata nilai akademik, namun sebagai pengakuan atas komitmen inovatif Pemkab Ciamis dalam mendorong ketahanan pangan yang berkelanjutan.
“Kami berharap platform LMS organik.ciamiskab.go.id dapat terus dikembangkan dan dimanfaatkan secara nasional, agar masyarakat di seluruh Indonesia dapat belajar serta menerapkan praktik pertanian sehat dan berkelanjutan,” tutupnya.
(Pepi Irawan/PasundanNews.com)




















































