Warga Binaan Lapas Banjar Ikuti Program Budidaya Maggot. Foto/Hermanto.PasundanNews.com

BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM – Lapas Kelas IIB Banjar mengadakan budaya maggot yang bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus membekali keterampilan bagi warga binaan.

Program ini menjadi langkah inovatif dalam menyediakan pakan alternatif yang kaya protein bagi ternak, serta memberikan peluang usaha bagi warga binaan setelah bebas.

Sebanyak 20 orang warga binaan mengikuti program ini selama dua belas hari.

Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup, dengan fokus pada pengolahan limbah organik menjadi sumber pakan ternak melalui budidaya maggot, larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF).

Kepala Lapas Banjar, Amico Balalembang, menjelaskan, program ini memiliki tujuan untuk mendukung ketahanan pangan dan membantu warga binaan menjadi mandiri.

“Kami ingin agar warga binaan tidak hanya menjalani masa hukuman, tetapi juga mendapatkan keterampilan yang dapat mereka gunakan setelah bebas,” ujarnya, Jumat (25/10/2024).

Ia juga menambahkan bahwa budidaya maggot dipilih karena potensi pasarnya besar dan biaya modalnya relatif kecil.

Program pelatihan ini meliputi berbagai materi, mulai dari pengenalan siklus hidup maggot, teknik pemeliharaan, hingga pengolahan maggot menjadi produk bernilai jual.

Menurutnya, maggot dikenal karena kemampuannya mendaur ulang limbah organik dan pertumbuhannya yang cepat, menjadikannya sumber pakan yang ekonomis dan berkelanjutan bagi unggas dan ikan.

Amico juga menekankan, budidaya maggot merupakan keterampilan yang relevan dan berkelanjutan dalam konteks ketahanan pangan.

“Budidaya maggot ini memiliki potensi besar karena bisa menjadi solusi untuk kebutuhan pakan ternak yang terus meningkat, sekaligus membantu mengurangi limbah organik,” tambahnya.

Program ini menjadi bagian dari upaya Lapas Banjar dalam mendorong kemandirian dan produktivitas warga binaan.

“Melalui program ini, kami harap para warga binaan dapat hidup mandiri, produktif, dan berkontribusi bagi ketahanan pangan serta pengelolaan lingkungan,” pungkas Amico.

(Hermanto/PasundanNews.com)