PASUNDANNEWS.COM, BANDUNG – Masyarakat diminta untuk meningkatkan kepedulian terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum pada peringatan Hari kesehatan jiwa sedunia tingkat provinsi Jawa Barat, di Lapangan Rumah Sakit Jiwa Cisarua Kabupaten Bandung Barat, Rabu (23/10).
Uu menghimbau, jika menemukan orang yang terindikasi gangguan jiwa, masyarakat diharapkan tidak membiarkannya apalagi mendiskriminasi. Tetapi, masyarakat setidaknya bisa melaporkan kondisi orang tersebut kepada pihak terkait.
“Masyarakat kalau menemukan ODGJ harus peduli jangan mengacuhkan apalagi ditertawakan, minimal laporkan kepada kami,” Ujarnya
Selain itu, Uu berpesan agar keluarga yang anggotanya memiliki gangguan jiwa tidak malu dan diimbau membawanya ke rumah sakit jiwa untuk direhabilitasi. Uu pun tak ingin ada kasus anggota keluarga diusir dari rumah hingga kemudian tidak terurus di jalanan.
“Itu tidak solutif, jangan malu untuk direhabilitasi atau kalau memungkinkan bisa diurus sendiri, karena kami juga memiliki keterbatasan tapi kalau dilakukan bersama-sama tentu akan lebih baik,” kata Uu.
Menurut Uu, untuk menekan angka gangguan jiwa, perlu dilakukan upaya preventif. Salah satunya dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
“Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat menekan angka gangguan kejiwaan juga ada pada program-program yang sifatnya kemasyarakatan,” lanjutnya.
Momentum peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Tingkat Provinsi Jabar kali ini, memperkenalkan Kampung Walagri (Wahana Layanan ODGJ Mandiri) dan Crisis Center pelayanan kesehatan jiwa yang ada di Rumah Sakit Jiwa Cisarua dan klinik utama Graha Atma Bandung.
Dengan kehadiran Kampung Walagri lanjut Uu, merupakan salah satu cara untuk mempercepat rehabilitasi sekaligus menciptakan rehabilitan yang produktif.
“Sehingga saat keluar dari tempat rehabilitasi selain sehat juga memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan hidup. Karena di Kampung Walagri ini mereka juga diberi keahlian kewirausahaan,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jabar Elly Marliyani mengatakan, jumlah kunjungan pasien rawat inap, rawat jalan, dan IGD dalam 5 tahun terakhir mengalami peningkatan, dan kini menurun di tahun 2019.
“Tahun 2014 pasien rawat inap, rawat jalan, dan IGD di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jabar berjumlah 47.757 orang, berikutnya berjumlah 48.967 orang (2015), 53.930 orang (2016), 59.455 orang (2017), 59.122 orang (2018), dan 41.194 orang (2019),” ungkapnya
Melalui momentum Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Elly berharap dapat mempromosikan pelayanan kesehatan jiwa yang berbasis pemulihan dan menurunkan cap buruk dan diskriminasi masyarakat terhadap ODGJ dan ODMK (orang dengan masalah kejiwaan).
“Sehingga mereka dapat hidup produktif di masyarakat sesuai potensinya,” tuturnya.