BKKBN Jawa Barat sosialisasi program Pembangun Keluarga di Gunung Djati, Cirebon
CIREBON, PASUNDANNEWS – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui BKKBN Jawa Barat terus Kampanye 21-25 Keren. Dengan tujuan mengedukasi para remaja tentang usia ideal menikah, yakni 21 untuk anak perempuan, dan 25 tahun untuk anak laki-laki.
“Kampanye 2125 Keren juga mendorong para remaja untuk memiliki perencanaan kehidupan. Dengan merancang perencanaan, remaja bisa mengatur tentang melanjutkan sekolah, mencari pekerjaan, memulai kehidupan berkeluarga, menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, dan mempraktekkan hidup sehat”. Tutur H Rukmana atau yang lebih di kenal Ayah Uung dari Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat via zoom saat mendampingi komisi IX DPR RI Dr. Hj. Netty Prasetiyani M.Si dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dalam Sosialisasi Pembangunan Keluarga bersama Mitra Kerja tahun 2020 yang dilaksanakan di Ruang BMT Gunung Jati, Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Senin (16/11/2020).
“Perempuan yang menikah di usia anak juga memiliki risiko kematian lebih tinggi akibat komplikasi saat kehamilan dan melahirkan dibandingkan dengan perempuan dewasa, selain itu juga berpotensi pada kematian bayi,” ujar Uung
Toni Dwijayanto perwakilan BKKBN Pusat yang Mengikuti Via zoom mengatakan, BKKBN kini adalah sahabat remaja. Elma menyebut program dan rencana pelayanan kepada masyarakat akan berganti seiring perubahan fokus yang membidik remaja dan generasi muda di bawah 40 tahun.
“Sekarang kita [BKKBN] tugasnya kependudukan, Keluarga Berencana, kesehatan reproduksi, pembangunan remaja. Jadi yang akan kita tekankan pada remaja, yaitu kesehatan reproduksi dan pembangunan keluarga,” tutupnya
Selain itu, kampanye mengajak remaja untuk menolak seks pranikah, pernikahan usia dini, serta narkoba juga di sampaikan oleh OPD KB Kabupaten Cirebon Bpk Carmin.
“Kampanye 2125 Keren merupakan bagian dari Program Generasi yang Punya Genre, alias Generasi Berencana, yang disingkat jadi GenRe. Anak yang menikah di bawah 18 tahun karena kondisi tertentu memiliki kerentanan lebih besar dalam mengakses pendidikan, kesehatan, sehingga berpotensi melanggengkan kemiskinan antargenerasi, serta memiliki potensi besar mengalami kekerasan,” Jelasnya.
Sementara Komisi IX DPR RI Dr. Hj. Netty Prasetiyani M.Si Mengatakan “Belakangan banyak ketidakpastian. Kondisi itu membuat orang sulit merencanakan masa depan. Hal itu membuat orang jadi jengkel. Bagi sebagian orang, rasa stres dan cemas menghadapi pandemi corona bisa sampai mengganggu kesehatan mental. Untuk itu, diharapkan masyarakat agar tetap menjaga kondisi kesehatan dan jangan stress menghadapi pandemi ini. Kita semua berharap pandemi ini segera berakhir dan keadaan segera membaik.” Harapnya.
Selain itu acara juga di hadiri oleh Kordinator Bidang kependudukan BKKBN Jawa Barat Ibu Elma Tri Yuliani dan Pimpinan BMT Gunung Jati Ust Yusuf. Perwakilan dari remaja Karang Taruna setempat Lina dan Fajar yang mengikuti acara ini dan menerima kaos genre secara simbolis, acara ini sangat bermanfaat buat bekal mereka di masa depan dalam menata kehidupan rumah tangga.
Di akhir acara sosialisasi, Anggota Komisi IX DPR RI, Perwakilan BKKBN Jawa Barat, membagikan sembako dan alat pencuci tangan (wastafel) serta Kaos Genre BKKBN secara simbolis kepada masyarakat. Pembagian 1000 sembako ini nantinya akan diserahkan kepada masyarakat Desa Gunung Jati Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon. (Red)
Artikulli paraprakReses Anggota DPR RI, Agun Gunandjar Sudarsa Sekaligus Bagikan Ribuan Paket Sembako
Artikulli tjetërMerebut Optimisme Menjadi Pemilih Ideologis Saat Pilkada