Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin melaksanakan takziah ke rumah keluarga anak korban bullying di Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung pada Rabu (12/6/2024). Foto/Yogi Prayoga.Biro Adpim Jabar.

BERITA JABAR, PASUNDANNEWS.COM – Bey Machmudin selaku Pj Gubernur Jawa Barat mendorong agar semua pihak aktif mencegah perundungan.

Bey mengintruksikan kepada Dindik dan Dinas P3AKB agar segera menangani kasus perundungan yang dialami Nabila Fitri Nuraini (18).

Diketahui, Nabila merupakan siswa SMK Kesehatan Rajawali, Bandung Barat meninggal dunia pada 30 Mei 2024 setelah mendapat perawatan di rumah sakit jiwa.

Nabila diduga mengalami perundungan secara psikis dari teman sekelasnya selama tiga tahun hingga depresi dan mengalami gangguan jiwa.

“Saya sudah minta Plh. Kadisdik untuk betul-betul dikaji, jadi nanti bagaimana caranya apakah harus ada laporan dari setiap guru kepada orang tua atau seperti apa,” ujar Bey di Bandung, Kamis (13/6/2024).

Bey mengatakan telah menemui keluarga Nabila di rumah neneknya di Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.

Rumah Nabila sendiri sebetulnya berlokasi di Kampung Centeng, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Namun keluarga memutuskan memakamkan Nabila di permakaman keluarga dekat rumah neneknya.

“Saya kemarin mengunjungi dan menyampaikan duka cita mendalam,” kata Bey.

Perundungan yang diduga dialami Nabila selama tiga tahun muncul tiba – tiba setelah viral di media sosial.

Sang ibu mengatakan pernah mendapatkan keluhan dari anaknya bahwa telah di bully temannya, namun meminta tidak menjadikannya masalah karena ingin fokus belajar.

Pihak kepala sekolah pun mengaku tidak mendapatkan laporan ada perundungan dari orang tua.

Bey meminta pihak sekolah, orang tua, dan stakeholder agar aktif bekerja sama mencegah perundungan. Inisiatif dan keberanian melapor adalah hal yang sangat penting.

“Kami minta semua pihak harus ada upaya yang masif, jangan sampai terulang lagi,” tegasnya.

Pemprov Jabar sendiri sejak 2023 telah memiliki program Stopper.

Sistem Terintegrasi Olah Pengaduan Perundungan) dengan tagline ‘Tiga Berani’ yakni Berani Bicara-Berani Lapor-Berani Menolak. Stopper Jabar ini sudah terintegrasi dengan aplikasi Sapawarga.

Melalui Stopper yang ada di Sapawarga, siswa korban, orang tua, atau teman korban bisa yang mengetahui ada perundungan bisa melapor melalui WA, QR Code, dan website yang akan ditindaklanjuti oleh pihak sekolah.

(Herdi/PasundanNews.com)