CIREBON, PASUNDANNEWSBadan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui BKKBN Jawa Barat menggaungkan Kampanye 21-25 Keren yang mengedukasi para remaja tentang usia ideal menikah, yakni 21 untuk anak perempuan, dan 25 tahun untuk anak laki-laki.

“Kampanye 21-25 Keren juga mendorong para remaja untuk memiliki perencanaan kehidupan. Dengan merancang perencanaan, remaja bisa mengatur tentang melanjutkan sekolah, mencari pekerjaan, memulai kehidupan berkeluarga, menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, dan mempraktekkan hidup sehat,” Tutur H Uung Kusmana dari Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat saat mendampingi komisi IX DPR RI Dr. Hj. Netty Prasetiyani dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dalam Sosialisasi Pembangunan Keluarga bersama Mitra Kerja tahun 2020 yang dilaksanakan yang mengikuti via daring di aula kampung Keluarga Berkualitas (KB) Desa Mertasinga Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, pada sabtu (21/11/2020).

“Perempuan yang menikah di usia anak juga memiliki risiko kematian lebih tinggi akibat komplikasi saat kehamilan dan melahirkan dibandingkan dengan perempuan dewasa, selain itu juga berpotensi pada kematian bayi,” ujar Uung.

Menurutnya, BKKBN kini adalah sahabat remaja. Uung menyebut program dan rencana pelayanan kepada masyarakat akan berganti seiring perubahan fokus yang membidik remaja dan generasi muda di bawah 40 tahun.

“Sekarang kita (BKKBN) tugasnya kependudukan, Keluarga Berencana, kesehatan reproduksi, pembangunan remaja. Jadi yang akan kita tekankan pada remaja, yaitu kesehatan reproduksi dan pembangunan keluarga,” tutupnya.

Selain itu, kampanye mengajak remaja untuk menolak seks pranikah, pernikahan usia dini, serta narkoba juga di sampaikan oleh kepala Dinas KB Kabupaten Cirebon Bapak Iyan Ediyana.

“Kampanye 2125 Keren merupakan bagian dari Program Generasi yang Punya Genre, alias Generasi Berencana, yang disingkat jadi GenRe. Anak yang menikah di bawah 18 tahun karena kondisi tertentu memiliki kerentanan lebih besar dalam mengakses pendidikan, kesehatan, sehingga berpotensi melanggengkan kemiskinan antargenerasi, serta memiliki potensi besar mengalami kekerasan,” Jelasnya.

Sementara Komisi IX DPR RI Dr. Hj. Netty Prasetiyani Mengatakan bahwa kondisi Pandemi banyak ketidakpastian.

“Kondisi itu membuat orang sulit merencanakan masa depan. Hal itu membuat orang jadi jengkel. Bagi sebagian orang, rasa stres dan cemas menghadapi pandemi corona bisa sampai mengganggu kesehatan mental. Untuk itu, diharapkan masyarakat agar tetap menjaga kondisi kesehatan dan jangan stress menghadapi pandemi ini. Kita semua berharap pandemi ini segera berakhir dan keadaan segera membaik.” Harapnya.

Selain itu acara juga di hadiri oleh Direktur Advokasi dan KIE BKKBN Pusat Ibu Eka Sulistiyaningaih dan Anggota DPRD Kabupaten Cirebon Ibu Nova Fiktanius. Perwakilan dari remaja Karang Taruna setempat Sinta dan Tomy yang mengikuti acara ini dan menerima kaos genre secara simbolis, acara ini sangat bermanfaat buat bekal mereka di masa depan dalam menata kehidupan rumah tangga.

Di akhir acara sosialisasi, Anggota Komisi IX DPR RI, Perwakilan BKKBN Jawa Barat, membagikan sembako dan alat pencuci tangan (wastafel) serta Kaos Genre BKKBN secara simbolis kepada masyarakat. Pembagian 1000 sembako ini nantinya akan diserahkan kepada masyarakat Desa Mertasari Kecamatan Cikedung Kabupaten Cirebon. (Red)

Artikulli paraprakPrediksi La Liga Nanti Malam Antara Atletico Madrid Vs Barcelona
Artikulli tjetërPSBB Transisi Jakarta Kembali Diperpanjang, Berikut Jumlah Kasus Covid-19 di DKI