JAWA BARA, PASUNDANNEWS.COM – RISDEM (Reform Institute for Civil Society and Democracy) kembali menggelar diskusi mingguan secara daring pada Rabu (4/1/2023).
Diskusi tersebut mengusung tema tema “Pemilu-Pemilukada di Jabar Kudu Aman-Salamet!”.
Hadir sebagai narasumber; Muhammad Revandi, S.IP (KPU Provinsi Jawa Barat), dr. Vini (Dinkes Provinsi Jawa Barat).
dr. Naufal Muharam Nurdin (IDI Kota Bogor/Dosen IPB University), serta Ari Permana, S.Pd. (PPS Desa Sindangsari Kec. Ciranjang-Cianjur).
Direktur RISDEM, Fikri Audah NSY, menjelaskan bahwa acara diskusi ini dilatarbelakangi kajian internal RISDEM.
Bahwa proses pemilu 2019 yang menewaskan banyak pejuang demokrasi, petugas pemilu, perlu jadikan pelajaran penting.
sekain itu perlunya mempersipakn segala sesuatu betuk antisipasi guna menghadapi pemilu-pemilukada tahun 2024.
Merujuk pada penelitian tentang analisis evaluasi badan adhoc pemilu 2019, bahwa petugas KPU yang paling banyak merasakan sakit adalah KPPS/TPS (62%).
kemudian susul oleh PPS (24%), PPK (9%), Linmas (5%), serta komisioner KPU (<1%) (Husain dkk, 2020).
“Bahwa petugas KPPS/TPS merupakan petugas yang paling banyak merasakan sakit atau beban kerja yang paling berat,” katanya.
Lantaran banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan serta batas waktu yang dimiliki.
Persiapan yang Matang
Kondisi ini senada dengan penjelasan Ari Permana, ia menuturkan bahwa memang tugas PPS dan KPPS dirasa berat terutama pada H-1 sampai H+1 pencoblosan.
“Harus melakukan penyiapan logistik pemilu, menjaga TPS serta kotak suara dan surat suara, juga harus melakukan penghitungan hasil pemilu,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, Muhammad Revandi (KPU Jabar), menjelaskan bahwa KPU RI sedang berusaha untuk mengatasi beban berat petugas KPU lapangan.
Salahsatunya dengan dilakukan ‘penggodogan’ format formulir penghitungan suara yang diharapkan akan meringkankan kerja di lapangan.
Selain itu, saat ini juga KPU RI sedang merancang surat suara yang lebih memudahkan dalam proses penghitungan suara oleh badan Adhoc.
Selanjutnya, penyampaian dari dr. Vidi Adiani Dewi, beliau mengatakan bahwa pada prinsipnya Dikes Jawa Barat siap untuk kolaborasi untuk mensukseskan pemilu-pemilukada 2024.
Karena SKPD Pemprov Jabar sudah terbiasa dengan kolaborasi, bukan hanya pada momen Pemilu/Pemilukada.
juga pada saat Nataru, Covid-19, serta pada setiap momen kita memang sudah terbiasa untuk berkolaborasi.
“Kami meminta kepada KPUD Jabar untuk melibatkan kami dalam upaya pencegahan seperti tahun 2019 kemarin, bayak petugas pemilu yang meninggal,” ujarnya.
Pentingnya Kerja Sehat
Sebagai penutup, penyampaian dari dr. Naufal mengingatkan tentang pentingnya pola hidup dan pola kerja sehat.
hal itu untuk mengatasi tekanan fisik dan psikis bagi para petugas pemilu. dr.
Naufal menjelaskan, petugas perlu setidak-tidaknya melakukan olahraga 1 minggu sekali dan membiasakan tidur cukup.
Serta perlunya kontrol berkala para petugas pemilu terutama yang sudah terindikasi memiliki penyakit.
Diskusi ini ditutup dengan penyampaian rekomendasi dari Direktur RISDEM, Fikri Audah NSY.
Ia mengatakan bahwa Pemilu-pemilukada 2024 mendatang mesti terlaksana dengan aman tanpa ada korban jiwa, dan kita harus berusaha sebaik mungkin untuk mewujudkan hal tersebut.
Selanjutnya, Fikri menambahkan bahwa KPU perlu untuk melaksanakan pola kerja sehat di lingkungan KPU untuk meminimalisir korban.
Salah satunya dengan diadakannya olahraga bersama setiap Jum’at pagi, penyediaan suplemen bagi PPS dan KPP/Petugas TPS 2 minggu sebelum pencoblosan.
Serta membangun kolaborasi dengan pemerintah setingkat terutama Dinas Kesehatan atas pengetahuan KPU RI guna antisipasi hal yang tidak diinginkan terjadi.(Herdi/PasundanNews.com)