Foto/Istimewa. Net

BERITA JABAR, PASUNDANNEWS.COM – Wabah PMK (penyakit mulut dan kuku) telah menyebar ke 20 kota/kabupaten.

Jika menghitung secara persentase, 74 persen daerah di Jawa Barat terjangkit wabah PMK.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Mohamad Arifin Soedjayana.

“Terhitung sejak 6-7 (Mei) kita ambil sampel, tanggal 9 Mei kita sudah dapat (hasilnya). Yang positif itu adalah Garut, kemudian tanggal 10 Kabupaten Banjar. Posisinya sekarang sudah ada 20 kabupaten/kota yang sudah terjangkit,” kata Arifin.

Melansir keterangan CNN Indonesia, Arifin menyebut, situasi wabah PMK di Jabar masih terkendali.

Ia pun mengatakan kebutuhan hewan ternak untuk kurban di Hari Raya Idul Adha masih bisa terpenuhi.

Pemprov Jabar juga mendatangkan ribuan hewan ternak sehat dari berbagai daerah, hewan ternak itu dikarantina terlebih dahulu di Tanjung Priok, Jakarta.

“Kami yakin aman karena Balai Karantinanya ada di Tanjung Priok. Jadi kebutuhan untuk 70 ribu mudah-mudahan itu bisa tercapai. Lalu H-14 hewan yang dipersiapkan untuk kurban bisa aman dan sehat,” ujarnya.

Penyebab Wabah PMK di Jabar

Penyebaran wabah PMK di Jabar, kata Arifin, disebabkan lalu lintas kedatangan hewan dari daerah lain, antisipasi hal ini, pengecekan di titik-titik tertentu pun diperkuat.

Selain itu, ia mengatakan Pemprov Jabar akan bekerja sama dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia. Guna menerjunkan dokter hewan dalam membantu penanganan wabah di daerah yang masih minim dokter.

“Kemudian kita turunkan juga teman-teman dokter hewan dari provinsi kerja sama dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia. Terdapat delapan komisariat di Jabar kita turunkan untuk membantu teman-teman karena dokter hewan di kota/kabupaten sedikit,” katanya.

Ancaman Bagi Produktifitas Sapi Perah

Meski kematian disebabkan PMK di Jabar rendah, tetapi mengancam produktivitas sapi terutama pada sapi perah hingga menjadi 25 persen.

Menurut Divisi PKP Pertanian dan Ketahanan Pangan Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jawa Barat, Rochadi Tawaf berharap ada anggaran dari pemerintah.

Terutama untuk melakukan potong paksa hewan-hewan yang terjangkit PMK.

“Saya harap ada biaya dari pemerintah untuk tanggap darurat pengganti stepping out. Apalagi jumlah sapi yang tertular masih sedikit,” ucap Rochadi.

Sementara itu, Kepala Balai Veteriner Subang Kementerian Pertanian Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Sodirun mengimbau masyarakat jelang berkurban nanti.

“Masyarakat yang ingin berkurban agar membeli hewan ternak yang sudah memiliki sertifikat kesehatan hewan,” katanya. (Herdi/PasundanNews.com)

Artikulli paraprakPPDB 2022, Sekolah Swasta Dilibatkan Untuk Menjamin Pendidikan Bagi Keluarga Ekonomi Tidak Mampu
Artikulli tjetërPenyesuaian Sistem Kerja Pemerintah, Sebanyak 44 Pejabat Eselon III dan IV Lingkup Pemkab Pangandaran Dilantik