Rosimah (kanan) penjual bunga tabur musiman di TPU Ciaren, Karangpanimbal, Kota Banjar, Jawa Barat. Foto/Hermanto.PasundanNews.com

BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM – Hampir setiap tahun menjelang bulan Suci Ramadhan, area pemakaman umum dipadati oleh para peziarah yang ingin mendoakan keluarga yang telah meninggal dunia.

Selain berdoa, mereka juga membawa sebungkus bunga untuk ditaburkan di pusara.

Seperti di TPU (Tempat Pemakaman Umum) Ciaren, Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat.

Tempat pemakaman umum yang biasanya sepi, menjelang bulan Ramadhan seperti ini, menjadi penuh dengan peziarah yang datang.

Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh Romisah (63), warga Lingkungan Cikadu, Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar.

Ia mengaku sudah sebelas tahun berjualan bunga setiap menjelang Ramadhan dan Lebaran. Ibu yang kesehariannya sebagai Paraji ini, memanfaatkan waktu untuk berjualan bunga.

“Alhamdulillah laris Mas, setiap tahun saya menjual bunga tabur ini. Untuk harga sepuluh ribu rupiah per tiga bungkus,” ujarnya kepada pasundannews.com, Jumat (8/3/2024).

Dalam empat hari menjelang Ramadhan, Romisah mampu meraup keuntungan yang cukup menggiurkan dari berjualan bunga tabur musiman.

“Dari jualan bunga tabur, alhamdulillah saya mendapat untung cukup lumayan antara 200 sampai 300 ribu rupiah,” tambahnya, mencerminkan popularitas tradisi Nyekar dan kebutuhan akan bunga dalam tradisi Nyadran tersebut.

Tradisi Nyekar atau Nyadran di tengah masyarakat juga tetap kuat. Rismayani, seorang peziarah dari Lingkungan Parungsari, mengatakan bahwa ia bersama keluarganya selalu melakukan tradisi nyekar menjelang Ramadhan.

“Tradisi Nyekar selalu saya lakukan bersama keluarga untuk mendo’akan almarhum leluhur keluarga yang telah terlebih dahulu meninggal dunia,” ujarnya.

Sementara itu, John Pariman (74) seorang penjaga TPU Ciaren, Kelurahan Karangpanimbal mengungkapkan bahwa hanya dalam satu hari, lebih dari seratus orang peziarah membanjiri Pemakaman Ciaren ini.

“Mereka pun bukan hanya dari Kota Banjar, melainkan dari kota-kota lain pun datang kesini,” paparnya, menyoroti besarnya antusiasme masyarakat dalam menjalankan tradisi nyekar.

Kehadiran para peziarah yang tidak hanya dari Kota Banjar, melainkan juga dari kota-kota lain yang keluarganya dimakamkan di TPU tersebut, menandakan betapa kuatnya nilai-nilai tradisi dan rasa kebersamaan di antara masyarakat dalam memperingati hari-hari suci tersebut.

Tradisi nyekar dan berjualan bunga menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Ramadhan dan Lebaran, menggambarkan betapa kaya dan beragamnya budaya di Indonesia. (Hermanto/PasundanNews.com)

Artikulli paraprakSD Negeri 1 Raharja Kota Banjar Disatroni Maling, Kerugian Mencapai Rp 20 Juta
Artikulli tjetërCiamis Jadi Tuan Rumah KPTA Cup 2024, Momentum Tingkatkan Prestasi Atlet di Lingkup PA