KBB, PASUNDANNEWS – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga terus berupaya untuk mengurangi angka stunting di Indonesia melalui program Bina Keluarga Balita (BKB).
Dengan adanya programn tersebut, angka stunting akan menurun karena langsung menyasar ke penyebabnya, bukan hanya penanganannya. BKB tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak.
Lewat sejumlah hal, seperti kegiatan stimulasi fisik, mental, intelektual, emosional, spiritual, sosial dan moral. Pelaksanaan layanan BKB saat ini sudah terintegrasi dengan layanan Posyandu dan PAUD.
“Upaya yang saat ini dilakukan BKKBN untuk mencegah stunting diantaranya melalui Bina Keluarga Balita, kemudian melalui Keluarga Berencana sebagai upaya untuk pengaturan jarak kehamilan”. Ujar Angela Sri Meilani, SE., MM saat mendampingi komisi IX DPR RI Dr. H. Adang Sudrajat, MM dalam Sosialisasi Pembangunan Keluarga bersama Mitra Kerja yang dilaksanakan di Dermaga Sayuran Mekar Mukti Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat, pada jumat (20/11/2020).
Baca Juga: BKKBN Jabar Galakkan Program Pembangunan Keluarga Bersama Mitra Kerja di Rancaekek
Angela menjelaskan, pencegahan stunting harus dimulai dari bayi yang belum lahir. Sampai dengan bayi yang sudah lahir di 1.000 hari pertama kehidupannya.
Orang tua juga harus mempersiapkan kesehatannya, agar stunting tak terjadi pada anaknya kelak. Salah satunya dengan tidak merokok bagi sang suami. Agar sperma yang dihasilkan lebih baik.
“Bayi dibentuk plasenta hanya dalam waktu 16 minggu, placenta ini yang akan menentukan akan terbentuk bayi yang unggul atau tidak, maka pada perempuan dan ibu perlu ada asupan vitamin, zat besi, asam folat sejak sebelum hamil. Maka dari itu, ia meminta semua pihak untuk mencegah stunting dari hulunya.” Kata Angela
Pengaturan jarak kehamilan sangat penting bagi masa depan ibu dan keluarga. Begitu juga dengan masa depan anak-anak nantinya. Cara tepat untuk menjaga jarak kehamilan dan mengatur kelahiran anak Anda yaitu dengan alat kontrasepsi.
Baca Juga: Kurangi Angka Stunting di Indonesia, BKKBN Giatkan Program Bina Keluarga Balita (BKB) di Indramayu
“Ada beberapa jenis alat kontrasepsi yang bisa digunakan, ada yang hormonal seperti pil, suntik dan implan. Ada juga yang non hormonal seperti IUD dan kondom juga vasektomi dan tubektomi. Dengan adanya program tribina dan dengan upaya pengaturan jarak kehamilan diharapkan dapat mencegah stunting dan keluarga di Indonesia menjadi keluarga yang sehat dan berkualitas.” Jelasnya.
BKKBN juga mempunyai program Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R). Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja) adalah suatu wadah kegiatan yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya.
Tujuan umum dari PIK Remaja adalah untuk memberikan informasi mengenai Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan kesehatan reproduksi.
Baca Juga: BKKBN Jabar Lakukan Sosialisasi Pembangunan Keluarga Bersama Mitra Kerja di Cikedung
“Saya mengharapkan remaja dapat menjadi motivator program bangga kencana melalui kegiatan remaja. Remaja yang luar biasa harus tumbuh menjadi generasi yang berkualitas dan remaja juga merupakan calon Pasangan Usia Subur yang akan membentuk keluarga dan merupakan calon orang tua bagi anak-anaknya, harus memiliki perencanaan dan kesiapan berkeluarga”. Harapnya.
“Usia ideal menikah 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk laki-laki, jadilah remaja berkualitas agar nantinya juga terbentuk keluarga yang berkualitas”. Tutup Angela.
Sementara komisi IX DPR RI Dr. H. Adang Sudrajat, MM mengatakan bahwa penting bagi masyarakat untuk paham mengenai program-program BKKBN agar kita bisa membangun keluarga yang sehat dan berkualitas.

“Kita bisa mulai merencanakan bagaimana membangun keluarga yang berkualitas dimulai dari saat kita merencanakan pernikahan, menjadi orang tua yang hebat dan saat tua menjadi lansia yang tetap sehat, produktif dan tangguh. Kita sebagai manusia memang tidak bisa menolak takdir, tapi kita harus berusaha mengantisipasi dengan program-program yang ada di BKKBN,” Jelas Adang
Di akhir acara, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat dan Komisi IX DPR RI membagikan sembako, kaos genre dan alat pencuci tangan (wastafel) secara simbolik kepada masyarakat. (Red)
Artikulli paraprakWabup Ciamis Lepas Anggota Tutor Inspiratif Gerakan Mengajar Desa di 5 Kecamatan
Artikulli tjetërSatgas Covid-19 Badko HMI Jabar Kolaborasi dengan Satgas Covid-19 Pemprov Jabar