foto: Istimewa

PASUNDANNEWS.COM, CIANJUR – Memasuki musim penghujan, beberapa daerah di Kabupaten Cianjur rawan terjadi bencana. Salah satu nya yaitu Kecamatan Cipanas, tepatnya Desa Batulawang dan Ciloto yang rawan bencana longsor dan banjir.

“Saat ini imbauan kepada masyarakat untuk siaga bencana sudah dilayangkan, saya koordinasi kebencanaan dengan RT dan RW serta kepada masyarakat secara langsung,” ujar Kepala Desa Batulawang Nanang Rohaendi, saat ditemui di Kantornya, Selasa (05/11/2019).

Saat ini terpantau intensitas hujan masih sedang, namun diimbau masyarakat untuk tetap waspada. Diakui Nanang, ada beberapa kampung yang rawan bencana, dan Batulawang masuk data salah satu desa rawan pergeseran tanah di Cianjur.

“Ada Kampung Sindanglangu RT 5 RW 11, Kampung Batulawang RT 1 RW 11, dan Kampung Lembur Warung yang rawan pergerakan tanah dan banjir lumpur. Biasanya bencana terjadi faktor cuaca dan kurangnya tanaman keras, sehingga kami kini tengah melakukan reboisasi,” jelasnya.

Menurutnya kini untuk antisipasi bencana sudah dibentuk Kampung Siaga Bencana di Desa Batulawang. Pihaknya pun kini terus melakukan penyuluhan erosi dan daerah rawan longsor kepada warga.

“Upaya ini dilakukan mengingat  bencana alam yang kerap terjadi di Batulawang. Diakuinya, selain penyuluhan warga pun, sempat diajak langsung dalam gerakan Batulawang menanam. Diharapakan upaya ini bisa mengatasi terjadinya bencana alam di daerah Batulawang,” ungkapnya.

Sementara itu untuk Desa Ciloto Kecamatan Cipanas selain jalan yang terancam longsor, sejumlah pemukiman warga pun ikut terancam terkena bencana alam longsor. Belum hilang dari benak kita jalur Ciloto-Bogor pernah tertutup oleh material longsoran tebing pada 2013 lalu, sejumlah kendaraan pun terjebak karena puluhan jam tidak bisa melintas.

Beberapa waktu, hal serupa terulang kembali tepatnya di jalan Raya Ciloto KM 86 yakni amblas dengan retakan tanah puluhan meter. Selain ancaman longsor, yang patut diwaspadai adalah pergerakan tanah di Kampung Puncak yang sudah ke empat kali terjadi. Fenomena tahunan ini harus diwaspadai semua pihak.

“Ciloto ini daerahnya sangat labil, jika diterjang hujan deras seperti saat ini, kemungkinan bencana alam akan terjadi seperti longsor,” ujar Kepala Desa Ciloto, Tjutju Hidayat.

Menurutnya, tidak hanya di Jalan Raya Ciloto-Cipanas yang terancam amblas, sejumlah pemukiman warga juga banyak yang rawan terjadi longsor. Makanya kewaspadaan harus terus ditingkatkan.

“Jika hujan besar, saya sampai tidak bisa tidur semalaman karena khawatir ada bencana,” akunya.

Dikatakannya, warga Kampung Baru yang berjumlah sekitar satu RT dengan jumlah 30 KK tinggal di daerah rawan bencana. Selain itu, tujuh unit rumah di Kampung Puncak juga kini terancam bencana.

“Daerah pemukiman penduduk itu sedang dalam pengawasan kami. Mengingat kontur tanahnya sangat labil dan berada di dataran tinggi,” katanya.

Tjutju berharap, jalan yang sudah amblas bisa segera dibuatkan TPT, karena bencana longsor jalan dapat mengakibatkan korban jiwa.

“Kami harapkan kewaspadaan bersama agar bencana bisa diantisipasi sejak dini,” pungkasnya. (Fhn)

Artikulli paraprakWapres: Optimalisasi Penyaluran Zakat Bisa Kurangi Ketimpangan Ekonomi
Artikulli tjetërRahmat Bagja Akan sampaikan Prestasi Bawaslu Dalam Pertemuan KPU Tingkat ASEAN