Istimewa

PASUNDANNEWS – 23 Juli 47 tahun lalu sebuah organisasi induk pemuda di Indonesia lahir. Hasil diskusi-diskusi kelompok cipayung yang menginginkan suatu wadah organisasi yang menampung kader-kader dari masing-masing partai atau masing-masing organisasi mahasiswa dan pemuda yang ada saat itu. Selain itu, juga karena untuk mempersempit dan menghilangkan pertentangan ideologis antar partai yang mulai tercermin dalam tataran Gerakan mahasiswa pasca bubarnya KAMI (kesatuan aksi mahasiswa Indonesia), Organisasi ini diberi nama Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Ketua umum KNPI Pertama David Napitupulu dalam pidatonya menyampaikan bahwa KNPI berbeda dengan organisasi pemuda yang dikenal sebelumnya yang bersifat federasi yang anggota-anggotanya terdiri dari ormas-ormas pemuda, komite ini tidak mengenal keanggotaan ormas oleh karena itu komite ini bukan sebuah federasi.

Selama Orde Baru KNPI menjadi suatu organisasi yang memiliki peran yang cukup besar terutama dalam mengawal kebijakan Pemerintah orde baru di bidang kepemudaan dan kemahasiswaan, apalagi dengan menampilkan tokoh-tokoh eksponen pemuda yang bersumber dari semua ormas kepemudaan semakin membuat KNPI memiliki resonansi di masyarakat. Bahkan obrolan dari obrolan warung kopi dengan para senior di dunia Gerakan, para mantan ketua umum KNPI ditiap tingkatan selalu memiliki porsi dalam pemerintahan baik itu sebagai Birokrat atau sebagai legislator di tiap tingkatan pemerintahan.

Namun memasuki era reformasi keberadaan KNPI mulai terganggu, bahkan desakan untuk membubarkan KNPI semakin menguat karena KNPI dianggap tidak mewakili sifat pemuda yang kritis, kaya gagasan dan subur akan nilai. Beruntung pada kepemimpinan Idrus Marham (2002-2005) muncul wacana Rejuvenasi KNPI yaitu menyegarkan Kembali KNPI dan Kembali menjadikan KNPI sebagai mitra kritis dan mitra strategis antara pemuda dan pemerintah,

Dalam setiap masa KNPI selalu memiliki dinamika tersendiri, begitupun dengan hari ini banyaknya konflik dalam setiap momen pergantian kepemimpinan sampai berujung kepada dualisme bahkan lebih, membuat wadah pemuda Indonesia ini sibuk dalam urusan internal sampai lupa untuk menyesuaikan diri pada perkembangan zaman, walaupun masih ada beberapa kelompok kecil dalam tubuh KNPI yang masih melek akan perkembangan zaman dan menyesuaikan gerak wadah ini sesuai dengan tuntutan zaman.

Salah satu hal yang belum disadari oleh beberapa kelompok di dalam tubuh KNPI adalah bagaimana wadah ini memenuhi kebutuhan generasi muda pasca millennium baru atau kita sebut sebagai generasi milenial.  Sebuah istilah yang pertama kali dipopulerkan oleh Neil Howe dan William Strauss  (1991) dalam bukunya Millenial Rising: The Great Generation (2000), sebuah generasi yang lahir saat dan setelah dunia berada di fase lompatan perkembangan teknologi yang tentu memiliki karater yang berbeda dibanding generasi sebelumnya/

Fenomena yang terjadi di masyarakat seperti memperlihatkan ada semacam gap antara KNPI sebagai wadah pemuda dan generasi milenial sebagai pemuda itu sendiri, kecenderungan yang terjadi adalah kurang diminatinya wadah ini oleh generasi milenial, entah karena KNPI sudah tak sesuai dengan kebutuhan pemuda karena terlalu kolot atau memang KNPI sendiri sudah bukan merupakan rumah bagi Kaum pemuda, karena banyaknya orang tua yang masih betah di KNPI atau karena KNPI sendiri sibuk dengan konflik internal yang menghambat proses regenerasi dalam tubuh wadah ini.

Quo Vadis KNPI ? itulah pertanyaan yang kini muncul, mau di bawah kemana organisasi ini, apakah dibubarkan karena sudah tak sesuai dengan tujuan berdirinya, lalu menjadi artefak peninggalan orde baru yang patut dicatat dalam sejarah sebagaimana kritik satire beberapa orang terhadap wadah ini, atau kembali melakukan atau melanjutkan ide Rejuvenasi KNPI seperti yang terjadi diawal era reformasi, tentu dengan agenda yang berbeda, yaitu agenda baru untuk me-MUDA-kan KNPI, agar KNPI dan Milenial bukanlah sebuah kata yang berlawanan.

Selamat Ulang Tahun KNPI ke 47, tetap lah bertahan untuk menjaga api pemuda agar tetap menyala dan memberikan kontribusi yang nyata bagi Bangsa.

Penulis: Aris Rindiansyah

Artikulli paraprakPuluhan Pelaku UMKM di Ciamis Ikuti Pelatihan Kewirausahaan Digitalisasi
Artikulli tjetërKades Ciomas Siap Dicalonkan Jadi Ketua APDESI Kabupaten Ciamis