PASUNDANNEWS.COM, SUBANG– Butuh waktu lama untuk emak-emak mengidentifikasi calon lagislatif. Karena pada pilihan surat suara DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten tidak disertai gambar. Akhirnya mereka lebih mendahulukan memilih presiden dan wakil presiden.

“Saya mah bingung surat suarnya sangat besar jadi susah baca dan buka lipatan. Jadi yang enak mah presiden dulu, dibuka sekali dan gambarnya besar. Yang lain bikin pusing tidak ada gambarnya,” ujar Mak Kursih, 54, (17/04/2019).

Suara Ma Kursih mewakili kaum emak-emak di Dusun Cinangka lebih luas lagi suara penentu demokrasi bangsa Indonesia. Namun, euphoria pemilu saat ini seakan tidak terarah. Karena, masyarakat tidak mengenal siapa yang akan dipilih.

Pemilu (Pemilihan umum) kali ini hanya condong memilih presiden dan wakil persiden. Selebihnya, masyakarat hanya ikut-ikut saja dengan pilihan dadakan. Berdasarkan pesanan money politic yang sudah menjadi budaya demokrasi Indonesia.

Kembali lagi pada suara Mak Kursih yang berharap pada presiden terpilih mendatang agar amanah. Selebihnya, ia bingung jika menggantungkan harapan pada caleg DPR-RI, DPD-RI,DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten.

“Buat presiden semoga amanah dan baik. Untuk caleg-caleg yang lain mah ga tau ga kenal,” ungkap Mak Kursih.

Potret Suara Ma Kursih menjadi bukti bahwa keterasingan calon legislatif yang dipilih menjadi potret dari akibat rumitnya Pemilu 2019. (mela/tiara)

Artikulli paraprakBupati KBB Khawatir Masyarakat Salah Coblos Caleg
Artikulli tjetërJika tidak Sepuluh, Delapan Kursi Lebih Rasional untuk PKS

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini