Kondisi A setelah 4 hari menjalani perawatan di RSUD Kota Banjar. Foto/Hermanto.PasundanNews.com

BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM – Sungguh tragis melihat kisah kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa seorang anak berusia 11 tahun di lingkungan Sumanding Kulon, RT 4/18, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat.

Di tubuh bocah laki-laki berinisial A tersebut, terdapat luka parah di sekujur tubuhnya.

Kemudian, A dilarikan ke RSUD Kota Banjar untuk mendapat perawatan medis. Selain luka di tangan, juga terdapat luka di bagian leher anak lelaki itu.

A menuturkan kepada petugas medis bahwa dirinya kerap disiksa oleh kedua orang tua kandungnya.

Lantaran terus mendapat siksaan, A memilih kabur hingga akhirnya ditemukan warga. Selama 4 hari A mendapat perawatan medis di ruang rawat anak RSUD Kota Banjar.

Hasil pemeriksaan medis, A mengalami berbagai luka akibat benda tumpul hingga kulitnya melepuh akibat terkena air panas. Tidak hanya itu, dokter juga mendiagnosa bahwa A mengalami gizi buruk.

Korban Kerap Disiksa oleh Ibu dan Ayah Kandung 

Menurut relawan kemanusiaan yang turut merawat A tersebut, korban mengaku kerap disiksa oleh ayah dan ibu kandung.

Selain dipukul dan ditendang, A juga kerap disiram air panas hingga kepalanya dibenturkan ke tembok.

Luka di bagian leher A akibat hantaman kayu oleh ibu kandungnya sendiri. Telapak tangan A juga tampak luka akibat dicelupkan ke air panas oleh ayah kandungnya.

“A sudah tidak tahan dan kabur dari rumahnya. Warga setempat menemukan A dalam kondisi lemah dan langsung dibawa ke RSUD Kota Banjar untuk mendapat perawatan. Kepada kami A mengaku kerap disiksa oleh kedua orang tuanya,” tutur Yeni Astuti, relawan kemanusiaan, Selasa (21/211/2023).

Menurut kerabat korban, Titin Khotimah (45), keponakannya itu kerap disiksa oleh kedua orang tua kandungnya lantaran A disebut nakal. A diketahui sejak lahir tidak tinggal dengan kedua orang tuanya.

A diasuh oleh kakeknya di Ciamis. Namun, 6 bulan lalu kakek A wafat hingga akhirnya A kembali kepada orang tua termasuk dengan saudara kembarnya di Kota Banjar.

“A dibawa pulang ke rumahnya di Banjar karena kakeknya di Ciamis meninggal. A sempat diasuh oleh saudaranya di Padaherang, Kabupaten Pangandaran, tapi hanya dua minggu dan kembali lagi ke Banjar,” ucap Titin.

Setelah dirawat selama 4 hari, A akhirnya diizinkan pulang oleh pihak RSUD Kota Banjar. Namun, kepulangan A tidak kembali ke rumah orang tuanya. A kini diasuh oleh Titin di wilayah desa Neglasari, Kota Banjar.

Titin mengaku meski hidupnya memiliki keterbatasan ekonomi, namun Titin iba kepada A dan bersama suaminya memutuskan untuk merawat A. (Hermanto/Hermanto.PasundanNews.com)

Artikulli paraprakInovasi Pelayanan Pengaduan Masyarakat, DPRKPLH Ciamis Luncurkan Aplikasi ‘Si Jagal’
Artikulli tjetërBerkunjung Ke Kota Banjar, Caleg DPR RI dari Partai Gerindra H. Rokhmat Ardiyan Disambut Warga Siluman Baru