PASUNDANNEWS.COM, BANDUNG- Bandung Mayer Watch (BMW) yang terdiri dari puluhan mahasiswa di Kota Bandung melakukan aksi turun ke jalan, Senin (18/3). Aksi tersebut menunjukan protes atas evaluasi kerja Wali Kota Bandung, Oded M. Danial Yana Mulyana.

BMW menilai problematika yang terjadi di kota Bandung seakan menunjukkan pemerintah kota belum mampu menjawab dan menyelesaikan persoalan yang semakin hari mengalami pasang surut dan stagnasi.

“Yang menjadi titik fokus kajian kami adalah berbicara kemajuan pembangunan berdasarkan indikator ekonomi dinilai para pakar belum mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Berbicara konteks Indeks Kebahagiaan Kota Bandung pada pemerintahan walikota Oded M. Danial tidak sebaik dengan Walikota sebelumnya yang dipimpin oleh Ridwan Kamil,” ujar koordinator aksi BMW, M Fadlil.

Bila berkaca pada waktu kepemimpinan Ridwan Kamil, tingkat kebahagiaan penduduk Kota Bandung Tahun 2017 untuk segmen Kepala Keluarga/pasangan mencapai 73,43 (bahagia), untuk segmen Remaja 75,11 (sangat bahagia) dan untuk segmen Kepala Keluarga/pasangan Warga Miskin sebesar 68,58 (bahagia).

Secara keseluruhan pada tahun 2017 terjadi peningkatan indeks kebahagiaan warga Kota Bandung dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Rekomendasi strategis yang diberikan antara lain adalah program peningkatan lapangan kerja dan wirausaha, fasilitas perumahan, pendidikan.

Hasil survei itu tentunya merupakan cara Kota Bandung untuk melaksanakan pembangunan yang tepat sasaran.

” Tetapi fenomena dan fakta sekarang sungguh sangat berbanding terbalik dengan kepemimpinan Oded M. Danial yang dimana dalam sektor ekonomi, Indeks Kebahagiaan tumbuh tidak sebaik masa kepemimpinan Ridwan Kamil,” tambahnya.

Selain itu, mereka menilai pertumbuhan Kota Bandung tidak berjalan secara mulus. Modernisasi yang kencang membawa angin segar namun juga ada efek negatif di ranah sosial.

BMW juga mengungkapkan Dinas sosial kota bandung banyak melakukan penyimpangan dari program keluarga harapan dengan data yang tidak faktual dan update, data tersebut banyak tidak tepat sasaran sehingga penerima tidak sesuai.

“Bahkan kami banyak menemukan panitia yang mengarahkan program tersebut dari afiliasi partai tertentu,”tegasnya.

“Ini sudah jelas bahwa walikota membiarkan penyimpangan yang ada. Kami menganalisis bahwa walikota bandung tidak berkerja sama sekali,” pungkasnya(rls/tra)

Artikulli paraprakKesaksian Wagub Jabar dalam Persidangan Tipikor tak Lagi Diperlukan
Artikulli tjetërBMW: Kepemimpinan Oded Tak Beri Dampak Signifikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini