Pasar Kinanti Gelar Festival Marhabaan, Tradisi dan Spirit Gotong Royong Lembur Kaulinan Cibunar Ciamis. Foto/Istimewa

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Pasar Kinanti yang rutin digelar setiap Minggu Wagè (lima minggu sekali) di Lembur Kaulinan Cibunar, Sakola Motekar, Desa Sukajadi, Kecamatan Sadananya, kembali menjadi ruang pertemuan lintas sektor masyarakat.

Pasar Kinanti telah menjelma menjadi wahana konsolidasi potensi, kreativitas, dan gerakan sosial di tingkat perkampungan.

“Pasar Kinanti adalah hasil dari riungan lintas sektor yang rutin diselenggarakan, sehingga kepentingannya pun mencakup banyak bidang,” ungkap Deni WeJe, Pegiat Sakola Motekar, pada Senin (20/10/2025).

Ia menuturkan, setelah edisi sebelumnya menampilkan kreativitas anak-anak madrasah dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H serta kegiatan donor darah, kini giliran para ibu dari tujuh masjid di sekitar Desa Sukajadi yang menampilkan kebolehannya melalui Festival Marhabaan.

Dalam festival tersebut, setiap kelompok ibu-ibu menampilkan bacaan Maulid Al-Barzanji, Nadhoman, dan Sholawat Nabi secara bergantian.

Baca Juga :Desa Beber Ciamis Rayakan Kebersamaan, Luncurkan Gerakan Sosial ‘BERAYAT’ untuk Anak Yatim

Suasana yang santai namun khidmat membuat kegiatan ini sarat makna dan kekhidmatan.

Kegiatan juga diisi dengan paparan dua narasumber, yakni Fahmy Farid Purnama, Lc., M.Ag. (akademisi tafsir Al-Qur’an) dan K.H. Darid Haidarifan (Pimpinan Pondok Pesantren Banyulana, Ciamis).

Turut hadir pula Gus Latif, Ketua Forum Pondok Pesantren Kabupaten Ciamis, jajaran Pemerintah Kecamatan Sadananya, Kepala Desa Sukajadi beserta BPD, dan para tokoh agama setempat.

“Penyelenggaraan kegiatan ini sangat penting, karena kini tradisi membaca nadhoman, dibaan, dan marhabaan mulai jarang dilakukan. Semoga kegiatan ini mampu menumbuhkan kembali kecintaan masyarakat terhadap tradisi keagamaan dan Rasulullah SAW,” ujar K.H. Darid.

Sementara itu, Kepala Desa Sukajadi H. Emo berharap kegiatan di Lembur Kaulinan dapat terus berlangsung dan menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya.

“Pembacaan Barzanji dan Marhabaan adalah tradisi bernilai luhur. Jika ingin tetap hidup, maka harus terus dijalankan di masyarakat,” ungkapnya.

(Hendri/PasundanNews.com)