oplus_2

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciamis menyoroti pentingnya isu kebudayaan untuk mempertegas identitas pemuda.

Hal tersebut melatarbelakangi diselenggarakannya diskusi kebudayaan pada Selasa (18/2/2025) di Pendopo Wretikandayun, Situs Karangkamulyan, Cijeungjing.

Hadir sebagai narasumber Dewan Kebudayaan Ciamis, Yat Rospia Brata dan Sekretaris Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disbudpora), Ega Anggara Al Kautsar.

Menurut Ketua Pelaksana, Ghani Al Ghifari menjelaskan bahwa diskusi ini sekaligus menjadi puncak perayaan Milad HMI yang ke-78 Tahun.

“Kami adakan diskusi kebudayaan untuk menguatkan narasi budaya sebagai salah satu faktor pembangunan dan mempertegas identitas pemuda,” kata Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP) HMI Cabang Ciamis tersebut.

Diskusi yang bertajuk ‘Ngaguar Budaya Pikeun Nguatkeun Identitas Pamuda’ juga sebagai bentuk refleksi.

“Selain itu merupakan bentuk refleksi dan kontribusi bagi pembangunan peradaban di Kabupaten Ciamis,” tutur Ghani.

Hal senada dikatakan oleh Ketua Umum HMI Cabang Ciamis, Adytya Maulana Aziz.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi bentuk meningkatkan kesadaran generasi muda. Terutama tentang pentingnya pelestarian budaya dalam menghadapi tantangan zaman,” kata Adyt.

Serta bukan hanya menjadi peringatan milad HMI semata, melainkan untuk memperkokoh peran organisasi.

“Menjadi momentum untuk memperkokoh peran organisasi dalam membangun masyarakat yang berbudaya dan beradab,” ucapnya.

Sementara itu, dalam pemaparannya, Dewan Kebudayaan Ciamis Yat Rospia Brata menyampaikan bahwa mempelajari budaya merupakan langkah strategis.

“Memahami budaya begitu strategis, sebagai langkah awal untuk membangun peradaban yang lebih maju di masa depan,” tuturnya.

Kemudian, Sekretaris Disbudpora Ega Anggara Al Kautsar menambahkan budaya merupakan identitas yang harus dijaga dan dikembangkan.

“Dengan memahami budaya kita sendiri, kita dapat menciptakan peradaban yang lebih baik di masa mendatang,” tambahnya.

Diskusi ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk akademisi, budayawan, serta mahasiswa yang turut serta dalam memberikan pandangan mereka mengenai pelestarian budaya di era modern.

(Hendri/PasundanNews.com)