Foto/Bola.net

BERITA OLAHRAGA, PASUNDANNEWS.COM – Manchester United tengah menghadapi situasi yang lebih kompleks daripada sekadar persoalan taktik di lapangan.

Menurut mantan penyerang timnas Inggris, Emile Heskey, persoalan terbesar Setan Merah saat ini terletak pada krisis kepemimpinan di dalam skuad.

Musim 2025/2026 menjadi periode penuh tekanan bagi pelatih Ruben Amorim.

United tampil inkonsisten di berbagai kompetisi, dan sistem tiga bek yang diterapkannya menuai kritik karena dianggap membatasi kreativitas pemain.

Meski demikian, Heskey menilai bahwa akar masalah Manchester United jauh melampaui persoalan formasi atau strategi.

Menurut Heskey, skuad United saat ini kekurangan sosok pemimpin yang mampu memberi dorongan moral dan arahan tegas, baik di lapangan maupun di ruang ganti.

Baca Juga :Lisandro Martínez Selangkah Lagi dari Comeback, Manchester United Bersiap Dapat Kabar Baik

“Semua orang membicarakan taktik, tetapi ketika sebelas pemain turun ke lapangan, mereka harus berjuang bersama,” ujarnya.

Heskey mencontohkan situasi di masa lalu ketika dirinya bermain untuk Liverpool, di mana figur seperti Gary McAllister, Sami Hyypia, dan Steven Gerrard mampu menjadi motor semangat tim meski berasal dari latar usia yang berbeda.

Kritik juga diarahkan kepada kapten United, Bruno Fernandes. Heskey mempertanyakan kemampuan Fernandes dalam memimpin dan menjaga ketenangan tim di momen-momen sulit.

Ekspresi frustrasi yang kerap terlihat dari sang kapten saat tim berada di bawah tekanan dinilai mencerminkan lemahnya kepemimpinan di lapangan.

Baik pengamat maupun pendukung klub menilai bahwa Ruben Amorim tidak hanya perlu mengevaluasi pendekatan taktiknya, tetapi juga membangun kembali karakter dan struktur kepemimpinan dalam tim.

Tanpa adanya figur pemimpin yang kuat, Manchester United diyakini akan terus kesulitan menjaga konsistensi performa dan daya juang di tengah persaingan ketat Liga Inggris.

(Herdi/PasundanNews.com)