Diskusi Panel di Banjar Soroti Program MBG, Solusi Atasi Stunting atau Timbulkan Masalah Baru?. Foto/Hermanto.PasundanNews.com

BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas untuk menanggulangi stunting dan malnutrisi menjadi perbincangan serius dalam diskusi panel yang digelar di STAIMA Al Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jumat (10/10/2025).

Mengusung tema “Program Makanan Bergizi Gratis, Solusi atau Masalah Baru?”, acara ini dihadiri oleh berbagai narasumber dari sektor pemerintahan, kesehatan, hukum, hingga kepolisian.

Walikota Banjar diwakili oleh Asisten Daerah I, Nur Saadah, yang menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan dalam pelaksanaan program MBG.

“Setiap program tentu ada sisi positif dan tantangannya. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengantisipasi dan memperbaiki kekurangan tersebut,” ujarnya.

Nur Saadah mengungkapkan bahwa Pemkot Banjar telah membentuk satuan tugas (Satgas) yang melibatkan unsur Forkopimda dan dinas terkait untuk mengawasi program ini.

“Kami ingin memastikan program ini berjalan sesuai harapan. Kolaborasi semua pihak menjadi kunci keberhasilannya,” tegasnya.

Salah satu isu yang mencuat dalam diskusi adalah insiden dugaan keracunan yang sempat terjadi beberapa waktu lalu. Namun, Nur Saadah menyatakan bahwa insiden tersebut bisa segera ditangani karena respons cepat dari tim Satgas.

Baca Juga :Herry Dermawan Tanggapi Isu Udang Tercemar: Tak Perlu Khawatir, Masih di Batas Aman

“Alhamdulillah, masalah bisa segera diatasi. Ini menunjukkan pentingnya sinergi lintas sektor,” tuturnya.

Aan Ansori, pengelola program MBG, menyampaikan pentingnya menjaga kualitas makanan dari hulu ke hilir. Ia menekankan bahwa timnya terus berupaya meningkatkan standar kebersihan dan ketepatan distribusi.

“Kami tidak main-main soal kebersihan. Bahan makanan harus higienis dan proses pengolahannya sesuai standar,” jelasnya.

Terkait izin dan standar kelayakan penyedia makanan, Aan menjelaskan bahwa seluruh penyedia pangan siap saji diwajibkan memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan akan melaksanakan pelatihan bagi semua relawan,” katanya.

SLHS menjadi syarat penting untuk memastikan makanan yang disajikan aman dikonsumsi masyarakat, khususnya anak-anak yang menjadi penerima manfaat utama program ini.

Dinas Kesehatan setempat bertanggung jawab dalam menerbitkan sertifikat tersebut setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap proses produksi makanan.

Diskusi panel ini mendapatkan apresiasi dari seluruh peserta dan narasumber. Selain memperkuat komitmen dalam pelaksanaan program MBG, forum ini juga menjadi ajang untuk mengidentifikasi tantangan dan mencari solusi bersama demi masa depan generasi yang lebih sehat dan cerdas menuju Indonesia Emas 2045.

(Hermanto/PasundanNews.com)