DBD Menyerang Cimahi, 4 Orang Meninggal Dunia
Tim dari berbagai relawan di Cimahi melakukan fogging

Pasundannews – Empat orang meninggal dunia lantaran menjadi korban keganasan virus dangue atau DBD. Untuk itu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap penularan Demam Berdarah Dangue (DBD).

Hal tersebut di sebabkan kerap turun hujan yang bisa memicu perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

Di ketahui saat ini sudah ada 50 orang warga Kota Cimahi yang terkena virus dangue, yang terdata sejak Januari 2021. Empat orang di antaranya meninggal dunia.

“Untuk kasusnya memang tidak tinggi, tapi memang fatality rate-nya naik. Sudah 4 pasien yang meninggal,” ujar Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Romi Abdurahkman, melalui staffnya Eka Febriana.

Dia menyampaikan, kabar terbaru ada empat warga di satu wilayah yang terinfeksi DBD. Keempat orang tersebut berasal dari RT 04/19, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Bahkan tiga orang di antaranya tinggal di satu rumah, sementara satu lagi berbeda rumah. Tiga orang usia dewasa dan satu anak.

“Iya ada 4 temuan kasus baru DBD. 3 di satu rumah, 1 lagi beda KK (Kepala Keluarga),” katanga.

Untuk mengantisipasi penyebaran kasus DBD di wilayah tersebut, petugas Dinas Kesehatan Kota Cimahi melakukan fogging pada Sabtu 24 Juli 2021 lalu, untuk memberantas nyamuk penyebar virus dangue yakni Aedes Aegypti.

Menurutnya, angka kematian akibat sengatan nyamuk Aedes Aegypti itu menyamai jumlah tahun lalu, di mana sepanjang tahun 2020 ada empat pasien meninggal.

Dikatakan Eka, secara tidak langsung COVID-19 menjadi penyebabnya. Pasalnya, virus tersebut membuat orang tua ragu membawa anaknya ke fasilitas kesehatan. Mereka takut anaknya terkena COVID-19.

“Orang tua ragu membawa anaknya karena takut Covid. jadi di bawa ke rumah sakit setelah gejalanya memburuk, padahal ternyata DBD. Ada juga yang punya penyakit penyerta,” ungkap Eka.

Dia menambahkan, kasus ini tentunya harus menjadi pembelajaran bagi semua orang tua. Di mana ketika anak sudah merasakan gejala DBD seperti demam, mual dan sebagainya untuk segera membawanya ke fasilitas kesehatan.

“Jadi jangan sampai ketika anaknya sudah memburuk baru di bawa ke fasilitas kesehatan. Dari awal harus segera di periksakan,” pungkasnya.

*Akmal*

Artikulli paraprakRidwan Kamil Kumpulkan 70 Perusahaan untuk Kurangi Ketergantungan APBD
Artikulli tjetërPemdes Ciomas Kembali Salurkan BLT-DD Tahap 6 dan 7 kepada 100 KPM