Elma Tri Yulianti dari Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat saat mendampingi komisi IX DPR RI Hj. Dewi Asmara S.H.,M.H dalam Sosialisasi Pembangunan Keluarga bersama Mitra Kerja tahun 2020 yang dilaksanakan di GOR Pasanggrahan Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Rabu, 28 Oktober 2020

SUKABUMI, PASUNDANNEWS – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus menggaungkan Kampanye 21-25 Keren yang mengedukasi para remaja tentang usia ideal menikah, yakni 21 untuk anak perempuan, dan 25 tahun untuk anak laki-laki.

“Kampanye 2125 Keren juga mendorong para remaja untuk memiliki perencanaan kehidupan. Dengan merancang perencanaan, remaja bisa mengatur tentang melanjutkan sekolah, mencari pekerjaan, memulai kehidupan berkeluarga, menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, dan mempraktekkan hidup sehat”. Tutur ibu Elma Tri Yulianti dari Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat saat mendampingi komisi IX DPR RI Hj. Dewi Asmara S.H.,M.H dalam Sosialisasi Pembangunan Keluarga bersama Mitra Kerja tahun 2020 yang dilaksanakan di GOR Pasanggrahan Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi, rabu (28/10/2020).

“Perempuan yang menikah di usia anak juga memiliki risiko kematian lebih tinggi akibat komplikasi saat kehamilan dan melahirkan dibandingkan dengan perempuan dewasa, selain itu juga berpotensi pada kematian bayi”, ujar Elma

Menurutnya, BKKBN kini adalah sahabat remaja. Elma menyebut program dan rencana pelayanan kepada masyarakat akan berganti seiring perubahan fokus yang membidik remaja dan generasi muda di bawah 40 tahun.

“Sekarang kita [BKKBN] tugasnya kependudukan, Keluarga Berencana, kesehatan reproduksi, pembangunan remaja. Jadi yang akan kita tekankan pada remaja, yaitu kesehatan reproduksi dan pembangunan keluarga”, tutupnya

Selain itu, kampanye mengajak remaja untuk menolak seks pranikah, pernikahan usia dini, serta narkoba juga di sampaikan oleh Angota dewan perwakilan Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali.

“Kampanye 2125 Keren merupakan bagian dari Program Generasi yang Punya Genre, alias Generasi Berencana, yang disingkat jadi GenRe. Anak yang menikah di bawah 18 tahun karena kondisi tertentu memiliki kerentanan lebih besar dalam mengakses pendidikan, kesehatan, sehingga berpotensi melanggengkan kemiskinan antargenerasi, serta memiliki potensi besar mengalami kekerasan”, Jelas Budi.

Sementara itu, Komisi IX DPR RI Hj. Dewi Asmara S.H.,M.H mengharapkanmasyarakat agar tetap menjaga kondisi kesehatan dan jangan stress menghadapi pandemi Covid-19.

“Belakangan banyak ketidakpastian. Kondisi itu membuat orang sulit merencanakan masa depan. Hal itu membuat orang jadi jengkel. Bagi sebagian orang, rasa stres dan cemas menghadapi pandemi corona bisa sampai mengganggu kesehatan mental. Untuk itu, diharapkan masyarakat agar tetap menjaga kondisi kesehatan dan jangan stress menghadapi pandemi ini. Kita semua berharap pandemi ini segera berakhir dan keadaan segera membaik”, Harapnya.

Selain itu acara juga di hadiri oleh Kepala Desa Pesanggrahan Irman Setiadi Rahman dan Tokoh Masyarakat Kang Encep. Perwakilan dari remaja Karang Taruna setempat Fani dan Rahma yang mengikuti acara ini dan menerima kaos genre secara simbolis, acara ini sangat bermanfaat buat bekal mereka di masa depan dalam menata kehidupan rumah tangga.

Di akhir acara sosialisasi, Anggota Komisi IX DPR RI, Perwakilan BKKBN Jawa Barat dan BKKBN Kota Bekasi, membagikan sembako dan alat pencuci tangan (wastafel) serta Kaos Genre BKKBN secara simbolis kepada masyarakat. Pembagian sembako ini nantinya akan diserahkan kepada masyarakat Desa Pesanggrahan Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi. (Red)

Artikulli paraprakBeri Pelayanan Maksimal, Kantor Pos Tetap Buka Selama Libur Panjang
Artikulli tjetërTepat Hari Sumpah Pemuda, Aliansi BEM Bandung Tolak Omnibus Law