Pasar Tagog Padalarang
Pimpinan dan Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat lakukan sidak harga kebutuhan pokok di Pasar Tagog Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (3/5/2021). (Foto : M. Sidiq/Humas DPRD Jabar).

PASUNDANNEWS – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Sejumlah harga kebutuhan pokok di Pasar Tagog Padalarang Kabupaten Bandung belum dalam kondisi stabil.

Hal tersebut di ungkapkan oleh Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat Tobias Ginanjar dalam sidak harga kebutuhan pokok oleh Pimpinan dan Komisi II.

“Dari hasil pantauan kali ini, dari segi arga harga masih stabil tidak ada kenaikan yang signifikan. Bahkan tadi dari beberapa komoditas sayuran cenderung mengalami penurunan,” ucapnya, senin (3/5).

Selain itu Tobias menambahkan, untuk ketersediaan jumlah bahan pokok hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri di perkirakan masih dapat mencukupi.

“Untuk harga kedepannya kemungkinan cenderung stabil, tapi kita akan pantau terus, dan ketersediaan bahan-bahan panganpun cukup tersedia,” tambahnya.

Lebih Lanjut Anggota DPRD Jabar dari Fraksi Gerindra Persatuan tersebut menyatakan. Bahwa dalam kesempatan yang sama pihaknya menerima sejumlah aspirasi dari para pedagang. Bahwa para pedagang di tempat relokasi mengeluhkan menurunnya pendapatan, yang di sebabkan oleh berkurangnya jumlah pembeli.

“Para pedagang di sini mengeluhkan, karena ini merupakan tempat relokasi pembelinya sangat jauh berkurang. Biasanya omset mereka bisa sampai 4-5 juta satu hari di pasar sebelumnya, di pasar ini hanya sampai 400-800 ribu,” ungkap Tobias.

Para pedagang mengharapkan, agar pembangunan Pasar Tagog Padalarang dapat segera di selesaikan serta kios-kios yang tersedia harga sewanya dapat terjangkau oleh pedagang.

“Mereka berharap pembangunan Pasar Tagog bisa cepat selesai, karena mereka berharap nantinya harga kios-kios di sana tidak terlalu mahal sehingga mereka terjangkau untuk punya kios di sana,” katanya.

“Karena ini kewenangan pemerintah kabupaten nantinya kita berharap tadi banyak aspirasi, karena ini mereka harus membayar kios lagi. Mereka berharap ada keringanan, bisa dicicil, sehingga mereka bisa tetap mempunyai kios di sana,” tutur Tobias.

(Mel)