Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Ciamis, Deasy Ariyanto. Foto/Hendry.PasundanNews.com

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Sebanyak 6 sekolah di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat mengikuti program sekolah Adiwiyata tahun 2021.

Enam sekolah calon Adiwiyata tersebut antara lain SMPN 1 Ciamis, MTs Harapan Baru, MIN 9 Ciamis, MTSN 5 Ciamis, MTSN 9 Ciamis dan SMPN 2 Cisaga.

Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DPRKPLH Ciamis, Deasy Ariyanto mengungkapkan, dari 6 sekolah tersebut, 1 diantaranya sekolah swasta dan 5 sekolah negeri.

“Tahun ini ada enam sekolah yang mengikuti calon sekolah Adiwiyata, lima sekolah tingkat nasional dan satu sekolah tingkat mandiri,” kata Ariyanto, Kamis (11/11/2021).

Ia menjelaskan, Adiwiyata merupakan salah satu program kementrian lingkungan hidup dalam mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

“Adiwiyata ini bukan merupakan perlombaan melainkan bentuk apresiasi dari pemerintah terhadap sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan menghidupkan budaya lingkungan hidup,” jelasnya.

Lanjutnya, tahapan calon sekolah Adiwiyata dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kemudian aspek yang menjadi penilaian terkait administrasi dan lingkungan sekolah.

Ariyanto menyebutkan, untuk kriteria calon sekolah Adiwiyata tingkat nasional minimal mencapai poin 90 dan kriteria tingkat mandiri mencapai poin 95.

“Capaian nilai atau kriteria tersebut ditentukan oleh kementerian,” katanya.

Terdapat beberapa poin penilaian untuk jadi sekolah Adiwiyata, diantaranya pada aspek kebersihan lingkungan sekolah, kemampuan sekolah dalam menjaga kebersihan.

Kemudian melakukan aktivitas memilah dan membuang sampah pada tempat yang telah sekolah sediakan.

Selanjutnya, bagaimana sekolah mampu mengelola sampah dengan 3R (Reuse, Reduce, Recycle), menanam dan memelihara pohon dan tanaman lainnya.

Poin selanjutnya terkait konservasi air. Yaitu sekolah bisa melakukan pengelolaan air bersih melalui teknologi atau perilaku sosial.

Kemudian kenyamanan dan produktivitasnya. Konservasi energi melalui tindakan untuk mengurangi jumlah penggunaan energi tanpa mengurangi kenyamanan.

“Pada masa pandemi ini, penerapan protokol kesehatan juga menjadi salah satu kriteria dalam penilaian,” tuturnya.

Perbedaan Adiwiyata Nasional dan Mandiri.

Ariyanto menjelaskan, sekolah Adiwiyata tingkat nasional tidak harus memiliki sekolah binaan atau sekolah imbas. Sedangkan untuk mandiri syaratkan memiliki dua sekolah imbas.

Program Adiwiyata ini tidak ditentukan level atau klasifikasi dari sekolah. Yang terpenting peran warga sekolah dalam melaksanakan keberhasilan dan gerakan peduli berbudaya lingkungan hidup.

“Juga adanya perubahan dalam menumbuhkan karakter ramah lingkungan terhadap siswa dan juga semua warga sekolah,” terangnya.

Ariyanto menyebutkan, semua calon sekolah Adiwiyata dari Ciamis sudah masuk verifikasi di kementerian dan untuk pengumuman hasil apresiasinya pada akhir tahun 2021.

Ia pun berharap, tahun 2021 ini semua sekolah bisa masuk menjadi sekolah Adiwiyata baik tingkat nasional maupun tingkat mandiri.

“Mudah-mudahan tahun ini untuk Ciamis semua sekolah bisa masuk jadi sekolah Adiwiyata nasional dan mandiri” pungkasnya.

Artikulli paraprakNgopi Sehat dengan Cinta Bersama Media, Upaya Dinkes Ciamis Optimalisasi GERMAS
Artikulli tjetërParipurna DPRD, Bupati Ciamis Sampaikan Pendapat Akhir 3 Rancangan Peraturan Daerah