Ketua Umum Forum Ketahanan Bangsa (FKB) Ciamis, Mohamad Ijudin, M.Pd., Foto/Dokpri FKB Ciamis.

CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Sembilan bulan pandemi Covid-19 di Indonesia, belum ada tanda-tanda bahwa penularan bisa dikendalikan. Bahkan, trennya masih mengalami kenaikkan.

Berdasarkan data dari covid19.go.id hingga Rabu (2/12/2020) jumlah kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 549.508 orang.

Dalam hal ini, Ketua Umum Forum Ketahanan Bangsa (FKB) Kabupaten Ciamis, Mohamad Ijudin, M.Pd., menyebut, akibat tidak terkendalinya penyebaran virus Covid-19 yang menyebabkan banyaknya kematian.

Banyak tenaga medis atau dokter yang meninggal dunia akibat kelelahan menangani banyaknya pasien Covid-19 yang setiap harinya terus meningkat.

Bahkan, tidak sedikit pula para tenaga kesehatan dan dokter yang meninggal dunia akibat ikut terpapar Covid-19.

Selain itu, dampak dari wabah ini juga dunia pendidikan terbengkalai, dan resesi ekonomi yang paling dikhwatirkan telah terjadi.

“Tidak terkendalinya penyebaran Covid-19 tersebut sangat memilukan, mengingat lamanya penanggulangan dan besarnya energi yang sudah dikeluarkan,” katanya, saat kegiatan Pekan Ilmiah IAI Darusalam Ciamis, Sabtu (5/12/2020).

Hal itu, kata Ijudin, menandakan bahwa pengendalian dan penanganan penyebaran Covid-19 yang dilakukan pemerintah selama 9 bulan terakhir dianggap belum maksimal. Kebijakan pemerintah dalam penanggulangan virus tersebut bisa dinilai kurang efektif.

“Kebijakan pemerintah dalam kerangka peraturan perundang-undangan dalam penanggulangan Covid-19 dengan segala dampak yang ditimbulkannya, secara umum sudah cukup untuk melindungi kesehatan, kestabilan perekonomian, dan kondusifitas sosial setiap warga negara Indonesia,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, masih adanya ego sektoral telah menyebabkan kebijakan dalam membuat aturan tidak efektif dan efisien.

Akibatnya beberapa hari terakhir terjadi sesuatu yang sangat miris. Angka terinfeksi Covid-19 terus menerus tinggi tanpa ada kejelasan akan menurun apalagi berakhir.

“Berapa banyak Anggaran Negara yang terbuang sia-sia, berapa besar utang negara, dan seberapa luas dampak yang akan ditimbulkan jika Covid-19 tidak mampu dikendalikan dengan sebaik-baiknya,” pungkasnya.

Artikulli paraprakTersangka Korupsi Bansos Covid-19, Juliari Miliki Harta Senilai Rp 47 M
Artikulli tjetërBKKBN Jabar Genjot Sosialisasi 21-25 Keren di Bekasi