PASUNDANNEWS, SUKABUMI – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) MMI melakukan talk streameng mengundang Kepala Dinas DPK UKM Kabupaten Sukabumi dan Eriyudin Apriyasmun (Penggiat UKM Konveksi) sebagai narasumber. Diskusi tersebut di siarkan secara live di Instagram BEM_UMMI dengan di pandu oleh Agung Maulana selaku Presiden Mahasiswa BEM UMMI adapun Tema talkshow tersebut “Peluang UMKM tekstil di tengah wabah Covid-19”.
Dalam hal ini Kepala DPKUKM, Ardiana menyampaikan beberapa kondisi ekonomi UMKM yang ada di Kabupaten Sukabumi khususnya bergerak di sektor konveksi.
“Ditengah pandemic Covid-19 masih ada beberapa harapan mengenai kreatifitas dan inovasi UMKM. Untuk memperkuat ekonomi UMKM di kabupaten Sukabumi kita dari Pemerintah Daerah menyiapkan stimulan bagi UMKM binaan Dinas DPK UKM,” ujarnya.
Kata ia, agar masyarakat atau konsumen yang ada Kabupaten Sukabumi untuk membeli produk UMKM yang ada di kabupaten Sukabumi dalam rangka meningkatkan perekonomian Indonesia. “Kita sarankan agar masyarakat membeli produk-produk UMKM lokal Sukabumi, untuk meningkatkan kesejahteraan UMKM dan kesejahteraan bersama didaerah,” katanya.
Sementara itu Eriyudin menyampaikan perlu adanya peran pemerintah untuk memastikan ketersediaan bahan pokok konveksi (tekstil) jangan sampai ada yang memonopoli bahan baku. Juga dalam hal harga perlu adanya kesamaan (masker) jadi tidak saling menjatuhkan sehingga para UMKM hanya bersaing dalam hal Kualitas.
“Disamping harga bahan perlu di tekan agar tidak melambung juga ketersediaan bahan untuk pembuatan masker dan APD dipastikan aman,” ungkapnya.
Lebih jauh menurut Eriyudin, untuk pemasaran di lapangan pemerintah perlu membuat Harga Eceran Tertinggi (HET) dengan melihat kualitas pada bahan masker tersebut jangan sampai saling menjatuhkan harga juga melambungkan (memanfaatkan situasi) dalam penanganan Covid-19 ini.
“Kita sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Kadis DPK UKM, untuk konsumen membeli produk-produk lokal UMKM yang ada di Kabupaten Sukabumi sebagai rasa kepedulian untuk menjadi stabilitas ekonomi mikro,” pungkasnya. (Pasundannews / admin)