Bandung, Pasundannews – Sebanyak 212 tenaga kesehatan (Nakes) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung terkonfirmasi positif Covid-19.
Plh. Direktur Pelayanan Medik, Perawatan serta Penunjang RSHS dr. Yana Akhmad Supriatna Sp. PD-KP menjelaskan, dengan banyaknya para pegawai rumah sakit yang terpapar, RSHS perlu tambahan tenaga supaya tetap dapat memberikan layanan pada masyarakat.
“Saat ini ada 212 orang terserang virus covid- 19. Rinciannya 171 orang nakes serta 41 orang non- nakes,” kata Yana, di lansir dari bandungnews.com, Selasa (22/6/2021).
Dari angka tersebut, tambah dr Yana, 14 tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid- 19 wajib menjalani perawatan medis, selebihnya tanpa gejala, cuma melaksanakan isolasi mandiri (isoman) di rumahnya masing- masing.
“Kami tengah mengadakan tracing pada orang yang kontak erat dengan nakes yang terpapar covid tersebut,” sambungnya.
Menurut Yana angka tersebut melonjak signifikan berbanding dengan bulan Mei lalu yang cuma menyerang 61 orang pegawai RSHS. Meningkatnya angka permasalahan positif Covid bisa memberi beban fisik serta psikologis untuk para pegawai kesehatan.
“Demikian karna permasalahan terus menjadi melonjak dalam beberapa hari memberi beban pada para nakes kami dalam perihal fisik serta psikologis,” ucapnya.
RSHS Butuh Tambahan Tenaga Kerja
Dengan banyaknya para pegawai rumah sakit yang terpapar, membuat RSHS perlu tambahan tenaga kerja dalam memberikan layanan pada warga. Pihaknya juga saat ini tengah melaksanakan tambahan anggota bantuan yang di dapat dari seleksi sukarelawan secara internal ataupun bantuan dari pemerintah.
“Para nakes yang terpapar itu tidak dapat melaksanakan pekerjaannya karena musti isoman. Sampai saat ini telah terdapat tambahan 25 perawat yang direkrut oleh RSHS. Mudah- mudahan dalam waktu dekat kami mendapat dukungan sukarelawan perawat tambahan,” pintanya.
Kendati banyak pegawai yang terpapar, pihak RSHS bakal senantiasa siaga dalam memberikan pelayanan kesehatan pada publik. Tetapi, dikatakan Yana, bakal terdapat beberapa perubahan kebijakan didalamnya.
“Kita mulai melaksanakan kebijakan seperti dahulu awal- awal dimana wabah pandemi. Melaksanakan pembatasan seperti misalnya untuk operasi elektif demikian pula kita jalani di gawat darurat, lebih mengintensifkan lagi screening covid. Jadi jangan sampai yang covid terus masuk ke jalan yang non covid. setelah itu pembatasan penunggu, hanya satu penunggu per pasien,” tuturnya.
Di samping itu, dr. Yana pula mengupdate tingkat keterisian tempat tidur ataupun Bed Occupancy Ratio( BOR) di RSHS. Saat ini BOR pada ruangan ICU telah mencapai angka 91 persen dari 48 jumlah tempat tidur. Sebaliknya BOR ruangan isolasi non- ICU berada pada 89, 6 persen dari 183 jumlah ruangan.
*Angga*