BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – SMAN 1 Kawali, Kabupaten Ciamis deklarasi sekolah toleransi dan anti hoaks di Lingkungan Cadisdik XIII Jawa Barat.
Tujuan adanya deklarasi tersebut guna mengajarkan anak didiknya bertoleransi dalam kegiatan sehari-hari, terutama di ruang lingkup sekolah.
Sehingga dapat tercipta rasa aman, damai, tentram bagi seluruh komponen sekolah untuk menjadi pintu dasar sekolah memberikan pendidikan toleransi pada anak-anaknya.
Selain itu, pihak SMAN 1 Kawali pun berharap agar sekolah toleransi ini bisa diterapkan di sekolah lain di seluruh Jawa Barat.
SMAN 1 Kawali pun saat mendeklarasikan diri sebagai sekolah toleransi dan anti hoaks, diresmikan secara langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pada Oktober 2022 lalu.
Menanggapi hal ini, Kepala Sekolah SMAN 1 Kawali, Beben Hemara mengatakan pendidikan bertoleransi itu memang harus ditanamkan sejak dini, apalagi kepada anak-anak remaja.
Kendati begitu, pihak jajaran sekolahnya menyepakati untuk mendidik siswa/i nya agar bisa melakukan dan mengenal segala bentuk kegiatan dengan cara bertoleransi.
“Dengan begitu kami pun mendeklarasikan SMAN 1 Kawali ini sebagai sekolah toleransi dan anti hoaks,” katanya.
Keunggulan Sekolah Toleransi
Sekolah yang dimaksud dalam hal ini tentunya memiliki beberapa dasar dari harapan para guru untuk melahirkan generasi emas yang unggul, salah satunya dengan paham toleransi.
“Guru-guru di sini mendeklarasikan sekolah toleransi dan anti hoaks dengan berbagai point-point dasar,” tutur Beben.
Point utama, pihaknya mengatakan siswa/i diajarkan bertoleransi sesuai landasan Pancasila dan Undang-undang 1945.
Tentunya untuk bisa menciptakan rasa nyaman, damai, tentram bagi seluruh komponen sekolah.
Kemudian, pihak guru-guru dalam mendidik anaknya bertoleransi agar bisa mencermati atau menolak segala bentuk bohong/hoaks.
Pasalnya berdampak timbulnya rasa kebencian, permusuhan berlatar belakang suku, agama, Ras, antar golongan.
Di sekolah toleransi dan anti hoaks juga guru-guru memberikan agar anak-anak mampu meningkatkan kemampuan literasi dan pembelajarannya.
Adapun point pendidikan lainnya, peserta didik di SMAN 1 Kawali itu memberikan pembelajaran untuk meningkatkan sikap tanggap dan terhadap kondisi lingkungan sosial masyarakat.
Lalu anak didik diajarkan untuk meningkatkan sikap dan pola hidup sehat dengan menjauhi minuman keras, narkoba dan pergaulan bebas.
Terakhir, Beben menyebutkan pembelajaran di sekolah toleransi dan anti hoaks ini mengajak anak-anak agar mau bersama-sama dengan masyarakat lainnya.
Guna berperan aktif menyebar sikap toleransi dan menggunakan media sosial secara agar bisa menciptakan wilayah di Jawa Barat khususnya dan umumnya Indonesia menjadi juara.
Cadisdik Wilayah XIII Jabar Ajak Siswa untuk Bersikap Toleransi
Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Cabang Dinas (Cadisdik) Wilayah XIII Hendra mengatakan, dengan cara dideklarasikan ini maka siswa akan mengingat bagaimana menjaga toleransi minimal di sekolah terlebih dahulu yang kemudian diterapkan di masyarakat.
“Saya harap toleransi ini bukan hanya diterapkan di sekolah akan tetapi juga di masyarakat, bahkan siswa ini harus yang bisa mengajak masyarakat menjaga toleransi,” kata dia.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi menjelaskan, deklarasi toleransi adalah salah satu pembentukan karakter siswa.
Karena membentuk siswa memiliki jiwa nasionalisme selain memang fokusnya adalah untuk menangkal isu intoleransi.
“Usia pelajar ini adalah sangat rentan untuk dimasuki tentang isu intoleransi, maka harus ditanamkan dari sekarang soal toleransi ini,” ungkapnya.
Dedi berharap, ini bisa dilakukan di semua sekolah di Jawa Barat, bahkan dari sekolah ini bisa juga diterapkan di masyarakat.
“Siswa ini harus menjadi ujung tombak toleransi untuk mencegah berbagai potensi perpecahan,” pungkasnya.(Herdi/PasundanNews.com)