Sistem inklusif memberikan pendidikan yang lebih berkualitas untuk semua anak dan berperan penting dalam mengubah sikap diskriminatif. Sekolah menyediakan konteks untuk hubungan pertama seorang anak dengan dunia di luar keluarga mereka, memungkinkan pengembangan hubungan sosial dan interaksi. Rasa hormat dan pengertian tumbuh ketika siswa dengan beragam kemampuan dan latar belakang bermain, bersosialisasi, dan belajar bersama. Ketika pendidikan lebih inklusif, begitu pula konsep partisipasi warga negara, pekerjaan, dan kehidupan masyarakat.
Sikap inklusif pun bisa meluas dan masuk pada sikap kita beragama sehingga mampu melahirkan pluralisme beragama karena sangat banyak juga konflik-konflik yang terjadi karena didasarkan perbedaan pandangan terhadap sesuatu. Sikap inklusif sangat mengacu kepada kedewasaan diri, sikap menerima perbedaan, mampu berfikir secara luas, dan mampu menghargai minoritas adalah hal yang sangat penting.
Sikap positif terhadap perbedaan lahir karena sadar bahwa perbedaan adalah fitrah dan alamiah, non-disabilitas harus mengakui bahwa disabilitas untuknya hanya menunggu waktu saja, entah karena usia, atau karna kejadian yang tidak diinginkan. jadi tidak ada alasan untuk non-disabilitas mengekslusifkan diri pada disabilitas, atas dasar prinsip seperti ini diharapkan bisa menjadi permulaan awal untuk menumbuhkan sikap inklusif dalam diri sendiri.
Kerjasama dengan individu atau kelompok lain juga bagian dari sikap inklusif untuk bisa menghadirkan efek yang lebih besar lagi karena jika Prinsip untuk bersikap inklusif muncul, akan muncul pula kebutuhan bekerjasama untuk mencapai cita-cita bersama. Hal terbaik dari inklusifitas adalah memandang sisi positif perbedaan sehingga mendorong usaha-usaha untuk mempelajari perbedaan dan menarik sisi-sisi kebersamaan yang mungkin bernilai positif yang pada akhirnya dimulai dari sikap inklusif, anak muda bisa lebih mampu untuk mewujukan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik di lingkungan sosialnya.