Jeremi Faisal, Pengurus HMI Cabang (Istimewa)

Bandung, Pasundannews.com – Konferensi Nasional (Kongres) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Surabaya, seharusnya menjadi momentum silaturahim dan ajang adu gagasan. Namun hal itu tidak selaras dengan realita di lapangan.

Pengurus HMI Cabang Cianjur, Jeremi Faisal mengatakan ada beberapa alasan rasional mengapa Kongres HMI ke XXXI di Surabaya harus ditunda, atau bahkan dihentikan.

“Dualisme yang terjadi dalam tubuh PB HMI membuat Kongres HMI ke-XXXI menjadi alot. Tidak efektif, efisien, dan kondusif. Seperti penyakit yang menular.” ujarnya.

Menurut Paisal kesiapan administrasi membuat peserta utusan bingung, sehingga masih banyak HMI Cabang yang belum tiba di lokasi.

“Peserta Kongres yang sudah berada di Surabaya bingung terkait registrasi utusan,” Ucap Jeremi.

Baca Juga: HMI Ciamis; “Lima Alasan Rasional Hentikan Kongres HMI Surabaya”

Selain itu, Jeremi membeberkan surat dari pemerintah provinsi Jawa timur terkait penggunaan tempat Kongres yang sudah melewati batas.

“Tidak memperhatikan PPKM skala mikro di Jawa Timur,” Jelas Pengurus HMI Cabang Cianjur.

Lanjut Jeremi banyaknya kader HMI yang datang ke arena, membuat Kongres semakin tidak sehat.

“Tidak sedikit kader HMI yang mencoba memasuki forum meskipun bukanlah peserta utusan,” lanjutnya.

Baca Juga: HMI Bandung Seru Utusan Cabang Se-Indonesia Pulang Dari Kongres HMI Surabaya, Ada Apa?

Menurut Jeremi Kongres yang dilakukan di masa Pandemi ini  terkesan sangat dipaksakan.

PB HMI terkesan sangat memaksakan untuk menyelesaikan kongres dengan problematika ada. Ini bukan solusi, melainkan akan menimbulkan polemik baru,” ucap Jeremi

Hal itu menurut Jeremi perlu kita sikapi dengan bijak, agar nantinya Kongres HMI benar-benar merajut persatuan untuk Indonesia berdaulat dan berkeadilan.

Jeremi menambahkan alasan rasional tersebut adalah bukti bahwa HMI tidak mengamalkan amanat Presiden Jokowi.

“Presiden menyatakan bahwa HMI harus adaptif menghadapi realita-realita baru, dan juga menjadi bukti bahwa Kongres HMI ke XXXI di Surabaya berjalan tidak sehat,” Tutup Jeremi.