BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Kabupaten Ciamis dikenal sebagai Kota Manis, kawasan ini memang menyimpan beragam destinasi wisata yang memukau dan memanjakan mata.
Salah satunya adalah Prasasti Astana Gede, yang juga sering disebut Prasasti Kawali.
Hal tersebut merujuk pada upaya pelestarian beberapa prasasti yang ditemukan di kawasan Kabuyutan Kawali, terutama pada prasasti ‘utama’ yang memiliki tulisan paling banyak.
Astana Gede Kawali, sebuah kompleks peninggalan sejarah dan budaya yang memancarkan pesona masa lampau, khususnya pada masa kerajaan Galuh sekitar abad ke-24 Masehi.
Dikenal sebagai tempat yang dijaga kesuciannya dengan ketat pada masa pemerintahan Kerajaan Sunda-Galuh di Kawali, kompleks ini menjadi saksi bisu dari gemerlapnya peradaban masa lalu.
Astana Gede Kawali terletak di kaki Gunung Sawal, tepatnya di sebelah utara atau sekitar 27 kilometer dari Kota Ciamis.
Lokasinya yang strategis, berada di Dusun Indrayasa, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, menjadikannya sebagai titik penting dalam sejarah dan kebudayaan lokal.
Situs Astana Gede Kawali adalah sebuah tempat yang dikelilingi oleh hutan lindung yang subur, dipenuhi dengan berbagai jenis tumbuhan yang menjulang tinggi.
Keberadaan hutan yang lebat ini memberikan sentuhan alami yang mempesona bagi pengunjung, menjelajahi kekayaan sejarah dan budaya yang tersembunyi di dalamnya.
Menelisik Sejarah Astana Gede Kawali
Melalui penelitian arkeologi, diketahui Astana Gede Kawali adalah kompleks kawasan campuran, menggabungkan artefak dari periode prasejarah Klasik dan Islam.
Hal ini menunjukkan bahwa kawasan ini telah menjadi pusat kehidupan dan kegiatan manusia sejak zaman purba, hingga masa pengaruh Islam yang semakin kuat di wilayah tersebut.
Di lokasi ini, terdapat beberapa peninggalan yang mengesankan, termasuk enam prasasti batu yang menjadi bukti nyata dari keberadaan dan kejayaan Kerajaan Galuh.
Prasasti-prasasti ini memiliki tulisan dalam bahasa Sunda kuno, bahkan ada yang dilengkapi dengan cetakan telapak tangan dan kaki salah seorang Raja Galuh, yakni Prabu Niskala Wastukencana.
Keberadaan prasasti-prasasti ini menjadi titik penting dalam memahami perkembangan sejarah dan kebudayaan di kawasan ini.
Selain prasasti, ada juga batu tempat penobatan para Raja Galuh di Kawali. Salah satu momen bersejarah yang tercatat adalah penobatan Prabu Siliwangi,
Prabu Siliwangi dinobatkan di tempat tersebut, saat ia menerima tahta Kerajaan Galuh Pakuan pada tahun 1482.
Ini adalah contoh nyata dari keberlangsungan tradisi dan kehidupan politik di kawasan ini selama berabad-abad.
Kehadiran semua peninggalan ini menambah kekayaan dan keindahan kawasan Astana Gede Kawali.
Astana Gede Kawali dan Penyebaran Islam
Bagi para pengunjung, tempat ini bukan hanya sekadar destinasi wisata biasa, tetapi juga merupakan jendela yang membuka pandangan kita ke masa lalu,l.
Destinasi ini membantu kita memahami dan menghargai perjalanan panjang peradaban manusia di kawasan ini.
Oleh karena itu, menjaga dan melestarikan warisan berharga ini adalah tugas bersama bagi kita semua, agar dapat dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.
Bentuk budaya yang terwujud di situs wisata prasejarah ini menunjukkan perjalanan panjang peradaban manusia,
Dimulai dari tradisi Megalitik yang ditandai dengan temuan-temuan seperti Punden Berundak, Lumpung Batu, Menhir, dan Yoni.
Kemudian, peradaban ini berlanjut ke Tradisi Budaya Searah (Klasik), yang dicirikan oleh keberadaan prasasti-prasasti dan peninggalan sejarah lainnya.
Akhirnya, berkembang ke Tradisi Islam, yang dapat dilihat dari keberadaan makam-makam kuno di kawasan ini.
Dengan adanya penemuan-penemuan berharga ini, secara pasti Astana Gede Kawali telah diakui sebagai kawasan Wisata Prasejarah yang menarik untuk dikunjungi.
Tempat ini tidak hanya sekadar destinasi wisata biasa, tetapi juga merupakan jendela yang membawa kita kembali ke masa lampau.
Memungkinkan kita untuk menyelami dan menghargai warisan budaya yang kaya dan beragam dari masa prasejarah hingga masa Islam.
Bagi para pengunjung, mengunjungi Astana Gede Kawali adalah sebuah pengalaman yang mendalam dan mengesankan.
Mereka dapat merasakan kehadiran spiritual dan historis di setiap sudut kompleks ini, serta merenungkan betapa jauhnya perjalanan peradaban manusia di kawasan ini.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus menjaga dan melestarikan kawasan ini sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya dan sejarah Indonesia.
Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa generasi-generasi mendatang juga dapat menikmati kekayaan dan keindahan Astana Gede Kawali, serta belajar dari pesan-pesan berharga yang tersimpan di dalamnya.
(Fajri Syawal/PasundanNews.com)