BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti semakin merajalela di Kota Banjar.
Dari puluhan kasus DBD tersebut, tiga anak telah meninggal dunia. Salah satunya terjadi pada Kamis (21/3/2024) malam, seorang anak warga Banjar meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit di Kota Banjar.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar, H. Saifudin, total kasus DBD yang menjalani perawatan di rumah sakit dan puskesmas di Kota Banjar selama tahun 2024 terdata sebanyak 65 orang.
“Dari 65 orang terjangkit DBD sampai Maret 2024, sebanyak tiga orang meninggal dunia. Rata-rata pasien DBD ini berusia 8 sampai 9 tahun,” ucap Saifudin, Jumat (22/3/2024).
Dijelaskan Kadinkes Banjar, dari 65 kasus terjangkit DBD di Kota Banjar selama tahun 2024, rinciannya adalah 28 kasus pada bulan Januari, 21 kasus pada bulan Februari, dan 16 kasus pada bulan Maret.
Meskipun demikian, Kota Banjar belum berstatus KLB (Kejadian Luar Biasa) meskipun sudah terjadi kasus kematian.
Warga Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan
Gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan penyebab DBD, aktif pada rentang waktu antara pukul 08.00 hingga 10.00 WIB dan juga menjelang sore mulai pukul 15.00 hingga pukul 17.00 WIB, dengan masa inkubasi penyakit ini berkisar antara 5 hingga 10 hari.
Kadinkes Banjar mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran nyamuk DBD.
Hal itu bisa dilakukan dengan dengan pemberantasan jentik sarang nyamuk melalui gerakan 3M, yaitu menguras bak penampungan air, mendaur ulang barang tidak terpakai, dan menutup bak air.
Dengan meningkatnya kasus DBD yang cenderung terus meningkat, dijadwalkan akan segera dilakukan pengasapan atau fogging di beberapa daerah yang dinilai rawan penyebaran nyamuk DBD di Kota Banjar.
Kadinkes Banjar juga mengingatkan masyarakat bahwa saat mengalami gejala terjangkit DBD, segera berobat ke faskes Puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan.
Sejumlah orang tua anak berharap agar kasus DBD di Kota Banjar dapat segera ditanggulangi melalui fogging secara masif, terutama di lingkungan pemukiman penduduk dan sekolah-sekolah.
“Proses fogging harus dipercepat, terutama di sekolah yang siswanya memiliki riwayat sempat menjalani rawat inap,” ucap Rismayani. (Hermanto/PasundanNews.com)