Inovasi, Siswa SMKN 1 Pacet Belajar Daring Sambil Bantu Para Petani (Poto: Farhan)
CIANJUR, PASUNDANNEWS.COM – Memasuki masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Plus tahun 2021 di Kabupaten Cianjur, sejumlah sekolah masih melakukan pembelajaran via daring. Salah satunya SMKN 1 Pacet, namun uniknya para siswa di sekolah yang be rada di Desa Cibodas Kecamatan Pacet, selain belajar di rumah mereka pun ikut mengabdi untuk masyarakat, dengan membantu para petani.
Kepala SMKN 1 Pacet Ida Yuniarti Surtika menjelaskan sudah hampir satu tahun sejak 2020, para siswa belajar di rumah dengan metode pembelajaran daring. Menurutnya, sekolah lebih mengikuti aturan pemerintah dengan demi memutus mata rantai penyebaran Covid 19, sehingga pihaknya mencari terobosan baru untuk membentuk karakter siswa walaupun ada di rumah.
“Terdaftar 1.721 siswa di sekolah kami yang terbagi di 7 jurusan, kami terus berupaya agar proses pembelajaran tetap optimal. Salah satunya inovasi kami di jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian Agroindustri, para siswa belajar bertani di masyarakat sambil membantu proses pemasarannya melalui daring,” ujar Ida saat ditemui di ruang kerjanya.
Dijelaskannya, untuk jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian Agroindustri. para siswa sudah bekerjasama dengan petani sekitar. Ini sesuai dengan program SMKN 1 Pacet, yakni “SMK Membangun Desa”.
“Kami bagi per kelompok mereka bertani di masyarakat dekat dengan rumahnya masing – masing. Namun tetap pelaksanaanya dengan menerapkan protokol kesehatan,” paparnya.
Ditambahkannya, selain bertani mereka juga ikut membantu proses penjualan hasil pertanian para petani dengan menggunakan market place E – ecommers. Untuk komoditas pertanian meliputi aneka sayur mayur dan buah buahan.
“Jadi para siswa ikut membantu proses branding hingga mengambil penjualan online. Pemasaran sudah ke lokal dan mancanegara,” ujarnya.
Ida mengakui untuk aspek penilaian, lebih kepada proses integrasi kewirausahaan siswa dengan orientasi kemandirian, dan kelompok produktif. Sehingga bisa masuk ke dalam mata pelajaran lainnya yang komperhensif, seperti nilai kultur budaya gotong royong, silaturahmi, dan kerja keras bisa masuk ke dalam nilai keagamaan.
“Untuk pendampingan, kami sudah jadwalkan wali kelas untuk datang ke berbagai titik agar mendampingi siswa dan ada modul job sheet yang harus diisi,” paparnya.
Sementara itu Wakil Kepala SMKN 1 Pacet bidang Sarana Prasarana Kankan menambahkan dalam proses KBM daring para siswa sudah diberikan kuota pembelajaran. Sedangkan untuk yang tidak punya gadget, sudah sudah 100 lebih gadget yang dipinjamkan untuk siswa dari sekolah.
“Kami tetap berusaha agar proses KBM melalui daring bisa berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Diakuinya meskipun pembelajaran melalui daring, pihaknya bisa melakukan supervisi KBM daring siswa serta memantau kesehatan siswa hingga berdiskusi dengan keluarga.
“Walaupun KBM melalui daring memungkinkan guru untuk berbagi konten, mendistribusikan tugas, dan mengelola komunikasi dengan siswa, hingga orang tua siswa,” tandasnya. (fhn)