PASUNDAN NEWS, CIANJUR – Memasuki kondisi musim kemarau saat ini wilayah di Kecamatan Ciranjang, Sukaluyu, Karangtengah, Haurwangi, dan Bojongpicung mengalami penyusutan sumber air. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur membenarkan sejumlah wilayahnya mulai mengalami kekeringan akibat musim kemarau.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo mengungkapkan, pihaknya sudah menerima sejumlah laporan dari beberapa kecamatan terkait kekeringan.
“Sejumlah yang mulai melaporkan kondisi kekeringan diantaranya, Kecamatan Ciranjang, Sukaluyu, Karangtengah, Haurwangi dan Bojongpicung,” kata dia pada jurnaslis .
Menurutnya, BPBD Cianjur sudah berkoordinasi dengan PDAM untuk mengirimkan pasokan air bersih kesejumlah wilayah yang mulai mengalam kekeringan.
“Pasokan air bersih sudah mulai dikirimkan ke beberapa wilayah. Kami juga sudah melaporkan peristiwa kekeringan tersebut ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar,” kata Rudi Wibowo.
Ia menjelaskan, kekeringan yang terjadi disejumlah kecamatan tersebut akibat kondisi kemarau, sehingga menyebabkan sumber air mengalami penyusutan.
“Kekeringan ini akibat musim kemarau, sehingga sumur dan sumber air yang biasa digunakan masyarakat debitnya menurun,” katanya.
Rudi Wibowo menambahkan, pihaknya sudah memerintahkan petugas BPBD dan Relawan Tangguh Bencana (Retana) kesejumlah wilayah untuk mendeteksi ancaman kekeringan.
Sebelumnya, Sejumlah warga di Kampung Rawa Sampih, Desa Kemang, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur terpaksa mandi di Sungai Cihea akibat terdampak kekeringan.
Akibatnya sejumlah warga tersebut sering mengalami gagal setelah mandi di Sungai Cihea.
Aep (50), warga Kampung Rawasapih RT 06/03, Desa Kemang mengungkapkan, sumur yang berada di rumahnya sudah mulai mengering akibat terdampak musim kemarau satu bulan lalu.
“Semenjak satu bulan lalu sumur milik warga sudah mulai surut dan tidak cukup untuk digunankan sehari-hari,” tandasnya. (fhn)