PASUNDANNEWS.COM, BANDUNG BARAT- Berbeda dengan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada tahun 2018 lalu, di tahun 2019 ini UNBK terlaksana tanpa kendala apapun. Sehingga proses pelaksanaan ujian berjalan lancar baik untuk siswa maupun pihak sekolah.
Dibeberkan Denny Mariana, Kepala Sekolah SMK 45 Lembang sekaligus Ketua MKKS SMK se-Kabupaten Bandung Barat, pada pelaksanaan UNBK tahun 2018 banyak menemui kendala terutama dalam hal teknis berupa padamnya listrik yang hampir terjadi merata di beberapa wilayah di Kabupaten Bandung Barat.
“Kalau tahun kemarin dan sebelumnya sering ada kendala yaitu dari listrik, jadi waktu UNBK berlangsung listriknya mati,” beber Denny saat ditemui di SMK 45 Lembang, Selasa (26/03).
Selain terkendala teknis, dia memaparkan, pada pelaksanaan UNBK 2018 sistem untuk pengawas silang pun tidak terlalu efektif pasalnya, lintas wilayahnya terlalu jauh sehingga banyak dikeluhkan oleh guru-guru yang ditugaskan menjadi pengawas di sekolah lain.
“Seperti guru di SMK 45 ini, dapat tugas mengawas di sekolah di Padalarang jadi itu sih kendalanya,” ucapnya.
Diakui Denny, pelaksanaan UNBK di tahun 2019 ini jauh lebih baik karena selain guru dari setiap SMK diberi tugas sebagai pengawas silang di SMK lain yang jaraknya masih dekat atau di wilayah lain yang tidak terlalu jauh jaraknya. Untuk listrik sebagai sumber utama terlaksananya kegiatan UNBK pun dapat dipastikan aman selama proses ujian berlangsung.
“Nah tahun ini tidak ada kendala Insya Allah, soalnya Disdik ada koordinasi dengan PLN untuk turut membantu dalam penyelenggaraan UNBK, jadi aman,” ujarnya.
Pelaksanaan UNBK yang akan berlangsung sampai hari Kamis, dikatakan Denny, dibagi ke dalam tiga sesi untuk perharinya mengingat jumlah siswa seperti di SMK 45 Lembang sendiri untuk siswa peserta UNBK cukup banyak yakni berjumlah 664 siswa.
“Di SMK 45 ini karena siswanya banyak yang dipakai itu ada 6 lab komputer yang berisi antara 36 siswa sampai 40 siswa dengan durasi 160 menit setiap sesinya,” katanya.
Selain siswa dari SMK 45 Lembang, dia menyampaikan, SMK 45 Lembang pun menerima siswa dari sekolah lainnya yang akan melaksanakan UNBK.
“Ada juga tiga orang siswa yang mengikuti UNBK di sini, dari SMK 2 Hamka Saguling,” ungkapnya.
Sementara, dikarenakan jumlah siswa yang banyak, dia menerangkan, berdasarkan peraturan, setiap sekolah yang melaksanakan UNBK harus memiliki komputer 1/3 dari jumlah peserta UNBK.
“Misalkan jumlah siswa ada 100 maka sekolah harus punya 30 komputer, sedangkan untuk pengawas ujian kalau peserta ujian ada 20 siswa di satu ruangan, pengawasnya satu, tapi kalau lebih dari itu harus dua pengawas ujiannya,” pungkasnya. (al/tra)