Lingkungan

CIANJUR, PASUNDANNEWS – Yayasan Konservasi Alam dan Lingkungan (YKAL Foundation) bersama PT Tirta Investama Cianjur gencar sosialisasikan Desa Ramah Air Hujan (DeRAH). Adapun giat berlangsung di Desa Gekbrong Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur. Kegiatan ini melibatkan perwakilan dari Karang Taruna, BUMDES, Tokoh Masyarakat, LPM, BPD, Babinsa, dan Pemerintah Desa Gekbrong.

Kepala Desa Gekbrong, Dadang Hikmat Sudarni
mengapresiasi upaya PT Tirta Investama Cianjur bersama YKAL dalam program DeRAH. Menurutnya program tersebut mendukung upaya pelestarian lingkungan dan pengelolaan sumber daya air.

“Kerjasama PT Tirta Investama Cianjur dengan Pemerintah Desa Gekbrong bidang konservasi telah berlangsung sejak tahun 2014 sampai saat ini. Ada berbagai macam kegiatan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan,” ujarnya.

Adapun kerjasama konservasi di fokuskan di area Lahan Pertanian Milik Masyarakat dan Kawasan Konservasi. Yakni Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang berada di Kampung Tabrik melalui kegiatan Penanaman Pohon.

“Berkat kerja keras masyarakat dan para pihak. Mulai terlihat hasilnya, berupa buah-buahan dan kayu keras (pohon endemik hutan). Tanaman tersebut telah memberikan manfaat terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat,” paparnya.

Pihaknya mengharapkan kedepan dengan adanya kerjasama lanjutan tersebut. Masyarakat dan para pihak lebih bersemangat dalam pengelolaan sumber daya air. Hingga hasilnya dapat di manfaatkan untuk kepentingan bersama.

“Lebih jauh saya harapkan bisa menambah Pendapatan Asli Desa (PADes) Gekbrong. Melalui pendekatan Desa Wisata yang sedang di kembangkan oleh Desa Gekbrong dan kepentingan lingkungan tetap terjaga,” tuturnya.

Sementara itu Direktur Yayasan Konservasi Alam dan Lingkungan (YKAL) Usep Suparman menjelaskan.
YKAL Foundation sekaligus mewakili PT Tirta Investama Cianjur memiliki latar belakang kegiatan konservasi. Selain itu, Desa Gekbrong yang merupakan recharge area dari Sub DAS Cibeleng dan DAS Citarum, hingga Rencana Tata Ruang Wilayah Startegis di Daerah Penyangga Cagar Biosfer Cibodas sebagai area konservasi dan lindung.

“Ini di lakukan demi penyelamatan sumber air di Cianjur. Kemudian bisa sebagai pengendalian banjir dan longsong di daerah sekitar. Ada beberapa cara untuk mendukung konservasi sumber daya air. Di antaranya adalah konservasi secara vegetatif,” ungkapnya.

Menurutnya upaya vegetatif ini melalui penanaman pohon dan konservasi secara civil teknis melalui pembuatan sumur resapan air. Waterpond (embung air), lubang biopori, dan DAM resapan air.

“Di harapkan ini bisa memberikan manfaat besar bagi masyarakat yang tinggal di daerah hulu-tengah-hilir dan bisa hidup harmonis dengan air hujan karena air hujan sebagai berkah, bukan musibah,” ungkap Usep.

Menurutnya, upaya kerjasama dengan para pihak sangat di utamakan dalam rangka penyelamatan dan pelestarian lingkungan. Tentunya ini dengan penyusunan kebijakan di tingkat lokal dalam pengelolaan sumber daya air dan lingkungan hidup dan memperluas scope Pemberdayaan Masyarakat Berbasiskan Kearifan Lokal.

“Selain di Desa Gekbrong, kami juga telah melakukan kegiatan serupa di desa Kebon Peuteuy Kecamatan Gekbrong pada tahun 2019-2020 dan akan terus mengembangkan di desa lain yang menjadi target dalam program konservasi ini,” tandasnya.

(Fhn)