BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Sistem Pemilu (Pemilihan Umum) tahun 2024 yang direncanakan akan menerapkan proporsional tertutup menuai berbagai kritik.
Salah satunya dari Akademisi Universitas Galuh (Unigal) Ciamis, Jawa Barat, H Aan Anwar Sihabudin.
Ia menilai, jika sistem proporsional tertutup kembali diberlakukan, maka itu menjadi sebuah kemunduran demokrasi di Indonesia.
“Ketika sistem proporsional tertutup diberlakukan kembali, maka saya menganggap bahwa demokrasi di Indonesia terjadi kemunduran. Karena sistem peraturannya kembali ke tempo dulu,” ujar Aan, Selasa (10/1/2022).
Ia menjelaskan, kebijakan mengenai Pemilu sistem proporsional tertutup ini dirasa sangat merugikan bagi demokrasi di Indonesia.
Pasalnya, rakyat nantinya hanya memilih partai saja. Bukan orang atau figur yang akan dipilih.
“Ketika ini diberlakukan maka rakyat tidak akan bebas memilih. Sehingga yang akan memilih wakil kita nanti, hanya partai,” katanya.
Aan menjelaskan, ketika sistem proporsional tertutup ini disetujui MK, maka MK sendiri melanggar konstitusi yang tidak sesuai dengan prinsip demokrasi dari, oleh, dan untuk rakyat.
“Saya berharap, MK tidak mengabulkan permohonan sistem pemilu kembali ke sistem proporsional tertutup. Karena akan menjadi cerminan kemunduran demokrasi di Indonesia,” jelasnya. (Hendri/PasundanNews.com)