Bandung, Pasundannews.com – Kondisi Kongres HMI XXXI di Surabaya yang sampai hari ini (senin, 22 Maret 2021) forum belum berjalan secara baik. Membuat Pengurus HMI Cabang Ciamis ikut bersuara.
Sebelumnya HMI Cabang Bandung juga mengeluhkan kondisi Kongres HMI yang sudah lima hari belum juga di mulai.
Pengurus HMI Cabang Ciamis, Ade Maulana Yusuf mengatakan, sebaiknya seluruh utusan HMI Cabang Se-Indonesia pulang ke cabangnya masing-masing. Ia meminta Steering Committee, dan Panitia Nasional menghentikan Kongres HMI XXXI di Surabaya.
“Sebaiknya Kongres HMI XXXI di Kota Surabaya dihentikan saja, utusan-utusan pada pulang aja, terus sebaiknya SC dan PANASKO menghentikan kongres, dan bubar. Udah gak sehat dan sejalan dengan harapan seluruh kader”, ujar Ade Maulana Yusuf, Ciamis saat dihubungi, senin (22/3).
Baca Juga: HMI Bandung Seru Utusan Cabang Se-Indonesia Pulang Dari Kongres HMI Surabaya, Ada Apa?
Menurut Ade, Ada lima alasan kenapa Kongres HMI XXXI di surabaya patut untuk dihentikan. Pertama perihal keberangkatan. Kedua, kesiapan Kongres dalam hal registrasi. Ketiga, SC dan Panitia tidak menerapkan Physical Distancing. keempat, Adanya Kerusuhan. Kelima, adanya buying time (mengulur waktu).
“Ada 5 alasan sempurna rusaknya Kongres, Pertama, SC dan Panitia Nasional yang seperti tidak niat dalam memberangkatkan utusan-utusan Cabang, terbukti hingga hari Jum’at, 19 Maret 2021 lalu, seluruh utusan Cabang belum hadir, Kedua, SC dan Panitia Nasional tidak rapi dalam mempersiapkan forum Kongres yang ada di beberapa tempat, hal ini menyebabkan kebingungan dalam proses registrasi,” ujarnya.
“Ketiga, SC dan Panitia Nasional Kongres tidak memberlakukan Physical Distancing baik kepada utusan maupun kepada kader-kader yang hadir di Surabaya, sehingga ini berpotensi memberikan “kado” bagi Masyarakat Kota Surabaya berupa naiknya angka COVID-19 di Kota Surabaya akibat Kongres HMI XXXI,” jelasnya.
“Keempat, kerusuhan yang terjadi di forum maupun di luar forum, merupakan tauladan yang buruk bagi seluruh Rakyat Indonesia, Kelima, seluruh kandidat Ketua Umum PB HMI menggunakan strategi buying time (mengulur waktu), sehingga kuat-kuatan amunisi / logistik bagi para kandidat Ketua Umum PB HMI, siapa yang amunisi/logistik masih kuat, maka dia yang menang, ini sudah tidak mencerminkan karakter intelektual HMI, patut diingat, tujuan baik harus dicapai juga dengan cara-cara yang baik”, ujar Ade melalui statementnya.
Ade menambahkan kelima hal tersebut bukti bahwa HMI tidak mengamalkan amanat Presiden Republik Indonesia dalam pembukaan sambutannya, yang menyatakan bahwa HMI harus adaptif menghadapi realita-realita baru. Tapi sayangnya, HMI masih kuno dan terjebak dalam kebiasaan tahun 1980-an dan 1990-an.
Sehingga 5 alasan tersebut membuat Kongres HMI XXXI sempurna kerusakannya dan menjadi alasan rasional bagi seluruh utusan cabang untuk pulang ke cabangnya masing-masing dan SC serta Panitia Nasional Kongres harus menghentikan Kongres HMI XXXI di Surabaya.