Ketua Umum Forum Ketahanan Bangsa (FKB) Ciamis, Mohamad Ijudin saat berfoto bersama ratusan guru dan orang tua siswa PAUD di Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Foto/Hendri.PasundanNews.com

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Seminar Parenting bertajuk ‘Pola Asuh dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Era Digital’ diselenggarakan Forum Ketahan Bangsa (FKB) Ciamis.

Kegiatan yang berlangsung di Aula SMPN 1 Cijeungjing pada Sabtu (29/7/2023) itu dihadiri oleh ratusan guru dan orang tua (Ortu) siswa PAUD.

Seminar ini mendapat dukungan langsung dari Anggota Komisi XI DPR RI, Dr. Agun Gunandjar Sudarsa bersama mitra dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Selain itu, kegiatan ini juga terselenggara atas kolaborasi bersama HIMPAUDI, IGRA IGTKI dan instansi Pendidikan Kabupaten Ciamis.

Hadir sebagai narasumber seorang praktisi bidang psikologi perkembangan anak, R Dewi Widiastuti, M.Psi.

Ketua Umum FKB Ciamis, Mohamad Ijudin mengatakan, latar belakang terselenggaranya kegiatan ini yaitu untuk membangun bersama peradaban generasi yang unggul.

Menurutnya, membangun peradaban manusia itu bermula dari peran keluarga terutama seorang ibu.

“Membangun sebuah peradaban untuk mewujudkan generasi yang unggul itu mulai dari keluarga, terutama peran seorang ibu,” ujar Ijudin.

Tokoh pemuda Ciamis yang juga sebagai fasilitator PPWK Ciamis ini juga menyebutkan bahwa peradaban sebuah bangsa itu tidak bisa dibangun secara serta merta.

“Kunci membangun sebuah peradaban yang baik adalah pilar utamanya peran kedua orang tua, terutama pola ibu dalam mendidik,” jelasnya.

Kabid Pembinaan PAUD, Disdik Ciamis, Eka Yudha Katresna mengapresiasi FKB Ciamis yang telah menyelenggarakan seminar parenting tersebut.

“Terimakasih dan apresiasi kepada FKB Ciamis yang telah berkolaborasi bersama HIMPAUDI, IGRA dan IGTK menyelenggarakan kegiatan ini dengan sukses,” ucap Eka.

Menurutnya, kegiatan seminar parenting ini sangatlah bermanfaat bagi orang tua khususnya guru-guru PAUD di Kabupaten Ciamis.

Apalagi sambung Eka, dengan kemajuan teknologi saat ini tentunya para guru harus mampu beradaptasi untuk bisa memanfaatkan teknologi dalam rangka membantu aktivitas pembelajaran.

Ia pun mengajak kepada para guru atau pendidik agar senantiasa beradaptasi terhadap kemajuan teknologi yang berkembang saat ini.

“Segala aktivitas bisa memanfaatkan digitalisasi untuk mendukung tercapainya proses pembelajaran nantinya,” kata Eka.

Membangun Karakter Anak yang Unggul di Era Digital

Sementara itu menurut Kang Agun, kemajuan teknologi memberikan pengaruh signifikan terhadap kehidupan masyarakat termasuk keluarga.

“Kemajuan teknologi tentunya memberikan dampak positif dan juga negatif bagi tumbuh kembang anak dalam keluarga,” kata Kang Agun.

Kemajuan digitalisasi seperti internet, HP Android dan televisi menjadi satu aspek penting dalam faktor yang  mempengaruhi perkembangan dan karakteristik anak.

Lebih lanjut, Kang Agun yang juga sebagai Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI itu menyebutkan bahwa kemunculan teknologi digital sesungguhnya bersifat netral.

Ia menyebutkan, baik dan buruk, positif dan negatif yang muncul dari teknologi ini yaitu tergantung bagaimana cara pemanfaatannya.

“Maka dari itu diperlukan peran orang tua terutama seorang ibu dalam mendampingi dan mengawasi anak di era digital sekarang,” jelasnya.

Kang Agun juga berpesan agar para orang tua jangan terlalu memberikan kebebasan secara berlebihan kepada anak.

“Hidup itu perjalanan waktu, begitu juga pertumbuhan dan perkembangan anak, pasti ada awal ada akhir, awali dengan yang baik-baik, berikan keteladanan dari peran orang tua,” jelasnya.

Pola Pengasuhan dan Pendidikan Anak di Era Digital

Pada kesempatan yang sama, narasumber, R. Dewi Widiastuti, M.Psi membahas tentang pola asuh anak di era digital.

Menurutnya, pertama pentingnya tentang tanggung jawab. Konsistensi harus terjaga dengan baik tentang tanggung jawab tersebut secara penuh dari kedua orang tua.

“Kedua, yaitu kedekatan. Tentang bagaimana orang tua  membuat anak selalu merasa nyaman berada di dekat kedua orang tuanya,” paparnya.

Ketiga, tujuan pengasuhan. Yaitu tentang pembuatan kesepakatan apa saja mengenai tujuan pengasuhan pada anak.

“Keempat, bicara dengan baik pada anak. Yaitu, mendengar dan menghargai keputusan yang anak buat” katanya.

Kelima, mengajarkan nilai keimanan. Yaitu modal untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan sesama yang berlandaskan nilai agama.

Keenam, melakukan aktivitas bersama anak. Yakni, membangun emosi dan tanggung jawab yang baik pada anak.

“Terakhir, persiapkan mental anak untuk masuk era digital. Yakni tentang mempunyai sikap tegas terhadap anak yang sudah mengenal teknologi,” jelasnya. (Hendri/PasundanNews.com).