PASUNDANNEWS, CIANJUR – Ditengah pandemi covid – 19 warga Kampung Cihurang RT 02 RW 01 Desa Cikanyere Kecamatan Sukaresmi protes keberadaan peternakan sapi. Sejumlah warga pun menjadi korban dari limbah kotoran sapi, hingga ada yang mengalami penyakit kulit dan sesak nafas.
Nandang (33) warga sekitar menjelaskan hampir setiap hari puluhan rumah di daerahnya tercemar limbah kotoran sapi. Terlebih saat ini hujan deras, kotoran sapi menggenang dan masuk ke selokan tanpa pengolahan limbah terlebih dahulu.
“Rumah kami setiap hari bau menyengat kotoran sapi, kini jumlah sapinya pun bertambah. Kami jelas protes keberadaan perternakan sapi ditengah pemukiman warga ini dan kami pun tidak pernah memberikan izin adanya peternakan sapi ini,” ujarnya saat ditemui dilokasi peternakan.
Diakuinya keberatan keberadaan peternakan sapi ini sudah disampaikan ke Desa Cikanyere, namun tidak mendapatkan respon baik hingga saat ini. Bahkan dirinya khawatir jika terus dibiarkan pencemaran limbah kotoran sapi ini semakin membahayakan warga.
“Warga kami pakai air dari sumur yang sudah tercemar, ada warga yang kena penyakit kulit hingga balita yang sesak nafas karena bau menyengat dari kotoran sapi. Ini jelas meresahkan kami, dan kami ingin tidak ada lagi peternakan sapi di dekat rumah kami,” tegas Purwanti (42) warga lainnya.
Menurutnya yang tinggal di dekat peternakan sapi ini ada 120 kepala keluarga atau sekitar 300 penduduk.
Warga mengharapkan adanya perhatian pemerintah menyikapi kondisi ini segera, terlebih ditengah covid -19 kebersihan lingkungan seharusnya terjaga.
“Kami semakin khawatir kalau kebersihan tidak dijaga dan rumah kami tercemar bisa masuk berbagai penyakit termasuk covid – 19 yang tengah mewabah,” paparnya.
Sementara itu Kepala UPTD Puskeswan Wilayah Cianjur Utara Heri Wibowo mengakui setelah mendapatkan laporan langsung meninjau lokasi, dan mendengarkan keluhan warga. Hasil dilokasi ada puluhan jenis sapi limosin, bx, dan simental persilangan yang jumlahnya tidak seimbang luas lokasi peternakan.
“Kita dari peternakan melihat pembuangan limbah, dan jarak peternakan sesuai rekomendasi atau tidak. Hasilnya peternakan ini perlu pembenahan karena terlalu dekat warga, jumlah sapi terlalu banyak, dan sanitasi sangat kurang baik,” ujarnya
Dirinya mengakui sampai saat ini belum ada pengajuan izin pemilik peternakan ke Puskeswan. Untuk tindak lanjut kedepan pihaknya akan memanggil pihak pemilik dan merekomendasikan laporan ke Pemerintah Kabupaten Cianjur.
“Kami akan koordinasikan pihak terkait hasil peninjauan di lapangan, untuk segera ada tindak lanjutnya. Jika memang ada warga yang sakit bisa nanti diarahkan ke Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur,” paparnya.
Sementara itu Camat Sukaresmi Camat Sukaresmi Firman Edi menambahkan baru mengetahui adanya protes dari warga mengenai keberadaan peternakan sapi di Cikanyere.
“Kami akan cek lokasi apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Sehingga setelah cek lokasi kami bisa mengambil tindakan bagaimana yang terbaik,” singkatnya.
Sementara itu pihak pemilik peternakan belum bisa dijumpai, dan dimintai keterangan ihwal keberatan masyarakat. (Pasundannews / fhn)