BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Jeje Jenal (16) remaja yang masih duduk di ķelas 1 SMP di Ciamis ini dikabarkan hilang tidak ada kabar, sejak pergi dari rumahnya sekitar 18 hari yang lalu.
Jeje yang merupakan anak dari pasangan OH (42) dan SY (45) ini kabur dari rumah diduga karena orang tuanya bercerai dan pisah rumah sejak tahun 2013 silam.
Hilang Jeje Jenal ini dibenarkan oleh adik ipar ibu Jeje, Cacih (24), Jeje menghilang sudah dua minggu yang lalu setelah diketahui pergi bermain ke rumah ibunya di Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis.
“Benar Jeje sampai saat ini belum ada kabar, dia (Jeje) pergi dari rumah ibunya dan pamit untuk pulang ke rumah bapaknya di Jalan Oto Iskandardinata, Linggarsari, Kecamatan Ciamis, namun tidak pulang ke rumah bapaknya sampai saat ini,” bebernya, saat dihubungi melalui telepon, Kamis (25/6/2020).
Cacih mengatakan, Jeje saat berangkat dari rumah ibunya memakai jaket levis, baju batik dan celana levis. Pihak keluarga juga sudah melakukan pencarian di seputar kota Ciamis kepada Jeje, bahkan sampai kota Banjar.
“Untuk perawakannya sendiri, Jeje memiliki tubuh kecil dan rambut pendek. Kami saat ini memang belum lapor Polisi, namun keluarga juga sudah menyebar fotonya di berbagai medsos,” katanya.
Cacih menjelaskan, kejadian seperti ini juga terjadi kepada Jujun, kakak dari Jeje beberapa tahun yang lalu. Jujun saat itu sekolahnya hampir kacau, dan keluar dari sekolahnya.
“Jujun, kakaknya Jeje juga pernah ngalamin akibat perceraian orang tuanya, malah Jujun putus sekolah, dan sekarang bekerja di pabrik kerupuk di Bekasi,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Ciamis, Vera Fillinda, SH, MH menambahkan, perginya anak dari rumah ini bisa jadi karena korban perceraian kedua orangtuanya.
“Psikologis anaknya terganggu dan bingung karena dari konflik kedua orang tuanya yang pisah. Jadi anak itu sudah mulai mengerti dan memerlukan kasih sayang kedua orang tuanya,” terangnya.
Menurutnya, kedua orang tua Jeje mungkin sibuk dengan urusanya sendiri atau menata kehidupan masing-masing. Sehingga, kurang memberikan kasih sayang kepada anaknya.
“Ketika anak tersebut punya masalah, si anak itu jadi bingung mencurahkanya harus kepada siapa, karena tidak ada yang peduli, dan pada akhirnya lari atau kabur,” tegasnya.
Vera mengingatkan, kepada para orangtua bila bercerai, itu memang haknya dan silahkan. Namun, jangan mengabaikan persoalan anak. Karena anak yang masih ABG ini perlu yang namanya kasih sayang.
“Anak itu perlu kasih sayang, perhatian lebih. Jadi kalau anak itu diabaikan, kenekadan anak itu bisa terjadi. Makanya kami ingatkan agar jangan abaikan perhatian kepada anak,” pungkasnya. (Firman/Pasundannews.com)