BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Dinas Kesehatan Ciamis menggelar kegiatan ‘Pertemuan Advokasi Pingkatan Peran Serta Masyarakat dalam Bidang Kesehatan’.
Hal tersebut dalam rangka mengoptimalisasi Desa Siaga Mandiri di bidang kesehatan dengan narasumber dari Dinkes dan DPMD Ciamis.
Peserta dalam kegiatan tersebut Kepala Desa sebanyak 74 orang dan Promkes (Promosi Kesehatan) perwakilan setiap desa sebanyak 37 orang.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Ciamis, dr Eni Rochaeni menerangkan kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan Desa Siaga Mandiri.
“Karena target kita tahun 2022 ini minimal kan 40 persen. Meskipun sekarang sudah terwujud 41 persen,” katanya dr Eni disela kegiatan yang bertempat di Hotel Tyara Ciamis, Rabu (28/12/2022).
Upaya Meningkatkan Indeks Kesehatan
Ia berharap, upaya tersebut bisa mulai dengan desa yang sehat, maka dengan Kecamatan hingga Kabupaten pun turut mencapai indeks kesehatan.
“Kami berharap peran serta masyarakat supaya desanya sehat itu makin aktif lagi. Karena sesuai dengan visi Ciamis, (Mantapnya Kemandirian Ekonomi dan Sejahtera Untuk Semua),” jelasnya.
Tentunya, tambah dr Eni, masyarakat ingin semua sejahtera. Salah satu upaya yang lakukan berarti masyarakatnya harus sehat.
“Karena dengan masyarakat sehat akan makin produktif, dengan produktif semuanya bisa mandiri dan sejahtera,” ungkapnya.
Ia pun berharap para Kepala Desa dapat mendeteksi permasalahan bidang kesehatan pada wilayah desanya masing-masing.
“Setelah bisa mendeteksi sendiri, nanti bisa bersama-sama mengadakan kegiatan untuk meningkatkan capaian-capaian tersebut,” imbuhnya.
Target ODF di Tahun 2023
Sementara itu, dr Eni menyebutkan, salah satu indikator desa sehat yaitu tingkat ODF-nya tinggi.
Untuk diketahui, ODF adalah Open Defecation Free, yaitu kondisi ketika setiap individu dalam masyarakat tidak buang air besar sembarangan.
Pasalnya, pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan.
“Capaian ODF Kabupaten Ciamis sekitar 72,6 persen. Tahun 2023 harapan kami bisa 80 persen. Karena ada semacam kegiatan yang untuk mengetahui, apakah dia itu bisa Padapa, Wiwerda, atau Wistara,” papar Eni.
Salah satu prasyarat untuk mengikuti Padapa, minimal ODF berada pada angka 80 persen.
“Mudah-mudahan awal Januari 2023 bisa 80 persen. Akhir tahun 2023 kita bisa 90 persen. Dan tahun 2024 bisa 100 persen,” tuturnya.
Optimalisasi Peran Promkes
Sementara itu, untuk meningkatkan bidang kesehatan Desa Siaga Mandiri upayanya bisa melalui Promkes (Promosi Kesehatan).
“Karena promkes itu kalau bahasa kami humasnya yang harus paling dekat dengan desa dan masyarakat,” katanya.
Nantinya tim promkes akan mengawal desa siaga aktif yang akan menangani permasalahan di desanya. Seperti angka kematian ibu dan bayi.
“Nanti tim prokes akan terjun ke masyarakat untuk mengedukasi. Pentingnya untuk datang ke posyandu. Pentingnya untuk pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali. Pentingnya minum tablet tambah darah. Pentingnya mengetahui kita status amnemi dan gizi nya juga,” jelas dr Eni.
Sehingga, tambah Eni, kalau bisa 100 persen datang ke posyandu, pihak kesehatan desa akan mengetahui kondisi suatu desa seperti profil kesehatnnya.
“Nah promkes yang harus menggerakkan masyarakat supaya mau datang ke posyandu.
Dengan capaian posyandu 100 persen maka kami bisa melakukan intervensi, kalau ada yang gizi buruk, dan ada bayi stunting, dan masalah-masalah lain kita bisa selesaikan bersama,” katanya.
Sementara itu, menurut Eni, mengenai optimalisasi posyandu Kabupaten Ciamis sendiri DPMPD lebih ke lembaga posyandu.
Sedangkan Dinkes lebih ke peningkatan strata posyandu, bagaimana strata nya itu bisa mandiri multifungsi. Maka kegiatan pun semakin teritegrasi.
“Alhamdulillah di ciamis, sudah tidak ada lagi strata yang rendah, rata-rata memang sarana pra sarana, nah dengan berkumpul di sini kita bisa tau nih kendala nya seperti apa, solusi nya seperti apa,” tandasnya.(Herdi/PasundanNews.com)