Pangandaran, Pasundannews – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran menyebut 5 titik pantai di daerah Pangandaran sangat rawan terjadi tsunami.
Hal itu di sampaikan Kabid Penangkalan serta Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Pangandaran, Adang Ismail seperti di lansir dari Tribunjabar.
“Berdasarkan survei ITB berkolaborasi dengan tubuh meteorologi serta Geofisika pada bulan Oktober tahun 2020 terdapat isu megatrhust,” ucap Adang Ismail saat sosialisasi musibah bersama Jamtani, Kamis (3/6/2021).
“Setelah itu kami berkolaborasi dengan pihak ITB buat melaksanakan riset. Nyatanya daerah yang sangat banyak itu ada di Pangandaran,” lanjutnya.
Pangandaran bagian tepi laut barat itu, lanjut Dia, ialah 80 km dari permukaan ataupun pantai laut.
Dadang menyebut ada lima titik pantai yang rawan terjadi tsunama yakni daerah Parigi, Bojongsalawe (bojes), Batu Karas Cijulang, serta pula pantai Madasari sampai Kesik Luhur kertaraharja.
“Seluruh posisi tersebut ialah wilayah tepi laut serta sangat rawan mengalami tsunami. Sebab terletak di wilayah lepas, terlebih tepi laut barat,” katanya.
Adang menyebut pihaknya terus melaksanakan sosialisasi kepada warga sekitar, owner hotel, restoran, serta pelaku usaha wisata.
“Sebanyak 350 hotel, seluruhnya di edukasi dan di sosialisasi buat prediksi serta senantiasa siap siaga. Sebab menurut riset, Pangandaran itu sangat rawan di pantai selatan dari mulai Pacitan,” kata Adang.
Makanya, tambah Dia, khusus tiap tanggal 26, Adang dan timnya melaksanakan sosialisasi sekalian simulasi buat kebencanaan paling utama di daerah-daerah tepi laut (pantai).
Hal itu menurutnya, berdasarkan arahan BPBN pusat, serta gayung bersambut Bupati Pangandaran pula telah mencanangkan perihal tersebut.
“Memanglah, sejauh 91 km tepi laut itu seluruhnya rawan. Tetapi yang sangat rawan itu tepi laut barat, Bojong salawe, Batu Karas serta Madasari.”
“Ada satu pantai yang terhalang Nusakambangan yakni pantai Karapyak. Kemudian ada juga Pantai Pananjung,” kata Adang.
*Sanjaya*